Sabtu, 14 Juni 2014
Berbalik, Kini Kubu Jokowi-JK Dituding Sebagai Pelanggar HAM
Bola panas HAM yang digulirkan cawapres Jusuf Kalla, pada capres Prabowo pada acara debat capres-cawapres yang berlangsung di Balai Sarbini, Jakarta, Senin malam(9/6) terus bergulir dan ahirnya berhenti di meja tim sukses Jokowi-JK sendiri.
Bola panas HAM diawali serangan pertama JK terkait pelanggaran HAM yang dilakukan mantan Danjen Kopasus itu. Berangkat dari pertanyaan JK tersebut Prabowo pun bersedia menjawab pertanyaan JK itu, yang mau tak mau ahirnya mengarah kesosok lain yang berada dibalik peristiwa HAM yang dituduhkan kepada Prabowo.
"Sekian puluh tahun saya mengabdi kepada negara, sebagai prajurit yang melindungi hak-hak asasi manusia dari ancaman kaum radikal. Sementara sebagai prajurit, yang menilai tindakan saya sebagai prajurit adalah atasan saya. Saya sebagai prajurit bertanggung jawab atas keselamatan warga negara," ucap Prabowo.
"Bapak tidak mengerti justru kami-kami ini sering berada dalam kondisi sulit ketika ingin menyelamatkan hak asasi warga negara. Seringkali prajurit menjadi korban atasan. Petugas diberi perintah, jika ada sesuatu yang tidak menguntungkan secara politis, maka petugaslah yang dikorbankan".
Kemudian JK bertanya siapa sosok atasan Prabowo itu, yang sengaja tidak dijawab Prabowo, namun pada jawaban ahir, Prabowo mempersilahkan untuk bertanya langsung kepada sosok yang menjadi atasannya saat itu.
Pada saat terjadi penculikan aktivis 1997, dan bentrokan ABRI dengan aktivis mahasiswa di Semangi 1998, Prabowo menjabat Pangkostrad dengan pangkat Letnan Jendral, sementara jabatan tertinggi militer saat itu dipegang Jendral Wiranto yang ketika itu menjabat Panglima ABRI.
Selain Wiranto, saat itu terdapat Subagyo HS yang menjabat sebagai KASAD, yang juga berpangkat Jendral.
Dibarisan tim pemenangan Jokowi-Jk bukan hanya Wiranto sebagai petinggi militer yang disebut-sebut bertanggung jawab pada pelanggaran HAM. Masih ada AM Hendropriyono dan Sutiyoso yang diduga kuat terlibat sederet kasus pelanggaran HAM yang hingga kini belum terungkap.
AM Hendropriyono diduga terlibat kasus pelanggaran di Talang Sari, Lampung tahun 1989, yang dikenal dengan 'tragedi Talang Sari berdarah' . Kemudian serangkaian pembantaian di Timor-Timor yang dikenal dengan 'Operasi Seroja'. Lalu saat AM Hendropriyono menjabat Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), era Presiden Megawati, ia kembali diduga terlibat kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Thalib, yang tewas dibunuh diatas pesawat saat perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam.
Sementara Sutiyoso yang saat itu menjabat Pangdam Jaya, bertanggung jawab atas ratusan warga yang tewas dan luka-luka saat terjadi kerusuhan antara PDI Megawati dan PDI Soeryadi ditahun 1996 yang terjadi di jalan Diponegoro 58 Jakarta yang dikenal dengan peristiwa 27 Juli.
Bola panas yang digulirkan Jk menjadi semakin panas ketika arah bola justru berbalik kearah tim kemenangan Jokowi-JK .
Akankah aktivis HAM dikubu Jokowi-JK dapat berlaku fair dengan menyeret serta petinggi militer yang ada dikubunya yang diduga dalang dibalik pelanggaran HAM di Indonesia?
voa-islam.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar