Selasa, 31 Mei 2011

Cara Memperlakukan Istri.

Hai, orang-orang yang beriman, tidak halal bagimu mewarisi seorang wanita dengan cara paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian apa yang telah kau berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.{An Nisa:19}.
Menikah adalah fitrah manusia, Rasullulah SAW bersabda menikah adalah sunahnya. Bahkan Nabi berkata; siapa yang membenci sunahnya, tidak termasuk di dalam golongannya.
Setiap kita, golongan muslim dan muslimah yang melakukan pernikahan, paham betul bahwa tujuan utama menikah adalah untuk mendapatkan ridha Allah. Setelah itu untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawardah wa rahmah, dan meneruskan keturunan dengan memperoleh anak yang saleh.
Sepasang suami istri yang dipersatukan dalam pernikahan juga sadar, bahwa keluarga adalah organisasi kecil yang memiliki aturan dalam pengelolaannya. Karena itu sepasang suami istri harus bisa memahami hak dan kewajiban dirinya atas pasangan dan keluarga lainnya.

kewajiban seorang istri kepada suami yang pertama adalah mentaati suami. Namun dalam mentaati suami ada batasannya. Batasan itu seperti disabdakan Rasullulah Saw. Tidak ada ketaatan kepada mahluk untuk bermaksiat kepada Allah.
Kewajiban istri yang kedua, adalah menjaga kehormatan dirinya, suami, dan keluarganya. Ketiga mengatur rumah tangga. keempat,mendidik anak-anak.
Dan, kewajiban lain seorang istri kepada suami adalah berbuat baik kepada keluarga suami.

Sedangkan kewajiban suami kepada istri adalah; pertama membayar mahar dengan sempurna. Kedua,memberi nafkah. Rasullulah bersabda;"takutlah kepada Allah dalam memperlakukan wanita, karena kamu mengambil mereka dengan amanat Allah,dan kamu halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah; dan kewajiban kamu kepada mereka adalah memberi nafkah dan pakaian mereka dengan baik.
Ketiga, suami wajib memberikan perlindungan kepada istrinya. keempat,melindungi istri dari sikssa neraka. Sebagai mana perintah Allah; lindungi istri dan keluargamu dari siksa api neraka.
Kewajiban yang kelima, menggauli istrimu dengan baik.

Seiring dengan dengan penjangnya waktu, dan lika liku kehidupan, kadang ikatan pernikahan mengkendur. Karena itu perkuat kembali ikatan pernikahan itu dengan cara mengingat kembali tujuan-tujuan pernikahan. Bangun komonikasi yang positif. Komonikasi adalah kunci kerhamornisan. Karena itu, pahami betul cara komonikasi dengan pasangan Anda.
Insya Allah, Allah memberi kebaikan yang banyak pada keluarga Anda. Amin.

Hamba Allah Dan Budak Dunia

Ibnu Taimiyah rahimullah berkata;

Abdulah (hamba Allah), orang yang ridho apa yang diridoi Allah, murka dengan yang di murkai Allah, cinta dengan apa yang dicintai Allah dan Rasullnya, serta benci dengan apa yang dibenci Allah dan Rasullnya. Hamba Allah adalah hamba yang selalu menolong wali Allah (kekasih Allah dari golongan hamba yang beriman), dan membenci musuh Allah (dari golongan orang kafir). Inilah tandanya sempurnanya iman.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist;

"Barang siapa yang cinta dan benci karena Allah serta memberi dan engan memberi karena Allah,maka telah sempurnalah imannya" {HR.Abu Daud}.

Beliau juga bersabda;

" Ikatan iman yang paling kokoh adalah cinta dan benci karena Allah" {HR.Ahmad}

Sebelumnya Ibnu Taimiyah rahimullah membawakan hadist;

" Celakalah wahai budak (hamba) Dirham, celakalah wahai budak (hamba) Dinar, celakalah wahai budak (hamba) qothifah (pakaian), celakalah wahai budak (hamba) khomishoh (pakaian)". Lantas Ibnu Taimiyah mengatakan; Inilah yang namanya budak harta-harta tadi. Jika Ia memintanya dari Allah, dan Allah memberinya Ia pun ridho. Namun ketika Allah tidak memberinya Ia pun murka.

Padahal jika Allah tidak memberi sesuatu, bukan berarti Allah itu pelit,kadang kita harus mengetahui bahwa diluaskan dan disempitkan rezeki atau harta adalah ujian bagi kita, apakah kita termasuk hamba yang bersyukur atau tidak, termasuk hamba yang yang bersabar atau tidak.

Semoga Allah menganugrahkan kita sifat Allah yang sebenarnya, dan menjauhkan dari sipat hamba dunia. Hanya Allah yang memberi taupik.

Jumat, 27 Mei 2011

Renungan Untuk Suami- Istri

Untuk Para suami
(Sebuah sair renungan singkat bagi laki-laki)

Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap takbir rahasia,
Istri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Justru istri hanyalah wanita ahir zaman,
Yang punya cita-cita, menjadi solehah....
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama...
Istri menjadi tanah, kamu menjadi langit penaungnya,
Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya,
Istri adalah murid, kamu mursyid (pembimbingnya),..
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya...
Saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya,
Seketika Istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya...,
Seandainya istri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya...,
Pernikahan ataupun perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa...,
Untuk belajar meniti sabar dan ridho...
karena memiliki istri yang tak sehebat mana...,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Muhamad Rasullulah atau Isa As,
Pun bukanlah Sayyidina Ali karamullahhuwajah...,
Cuma suami ahir zaman, yang berusaha menjadi soleh.... Amiiiin.


Untuk para istri
(Sebuah syair untuk para istri)

Pernikahan ataupun perkawinan,
menyingkap takbir sebuah rahasia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhamad SAW,
Tidaklah setaqwa Ibrahim,
Pun tidaklah setabah Isa atau Ayub,
Ataupun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf,
Tidaklah sekaya Sulaiman....
Justru suamimu hanyalah pria ahir zaman...
Yang punya cita-cita membangun keturunan yang sholeh....,
Pernikahan ataupun perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama...
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal, kamu navigatornya,
Suami bagai balita yang nakal, kamulah penuntun kenakalannya..,
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya,
Sekita suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya,
Pernikahan ataupun perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita ahir zaman yang berusaha menjadi sholehah...Amiiiin.

Rabu, 18 Mei 2011

Tugas Mahluk Kepada Tuhannya.


Ada cerita, beberapa pegawai bekerja pada majikan yang sangat kaya raya. Majikan itu bilang kepada pegawainya; "segala kebutuhan mu, beserta keluargamu semuanya akan Aku jamin dan aku penuhi, yang penting kamu kerja dengan benar dan tidak lalai dengan pekerjaanmu". Nah..., bagaimana dengan pegawai tersebut, yang mendapat jaminan langsung dari majikannya yang segala kebutuhan, bukan hanya kebutuhan Dia pribadi tetapi juga kebutuhan keluarganya dijamin dan dicukupi, asalkan Dia bekerja dengan benar dan tidak lalai akan pekerjaan utamanya.
Pegawai yang pintar, tentu Dia menuruti perintah majikannya. Dia akan berusaha bekerja dengan benar, sesuai dengan tugas- tugas yang diberikan sang majikan. Pikirannya akan terus konsen dengan pekerjaannya tanpa perlu memikirkan yang lain, karena segala kebutuhan dirinya dan keluarganya sudah dijamin sang majikan.
Beda dengan pemikiran pegawai yang kurang pintar, Dia tidak konsen dengan pekerjaannya. Ia masih takut kalau kebutuhan Ia dan keluarganya masih kekurangan, padahal Dia sudah mendapat jaminan dari majikannya yang sangat kaya raya itu. Ahirnya segala tugas pekerjaan yang diberikan sang majikan semuanya menjadi terbengkalai.

Dari cerita diatas bisa kita jadikan perenungan/tafakur, Bagaimana hubungan antara kita dengan Tuhan selama ini. Tuhan Yang Maha Kaya telah menjamin segala kebutuhan kita dan keluarga kita. Apa tugas kita kepada yang telah menjamin, mencukupi kebutuhan/rezeki kita dan keluaga kita???... Tugas kita cuma satu, yaitu beribadah kepadaNya . Cuma itu tugas kita? Ya cuma itu tugas kita sebagai mahlukNya.

Banyak orang yang terlalu sibuk mengejar rezeki di dunia ini, lupa akan tugas utamanya. Menomer duakan ibadah. Lalai sholat,lalai zakat, lalai puasa, dengan alasan yang dibuat-buat. Seperti ngak ada waktu buat Sholat, padahal kita punya waktu 24jam, dan hanya memerlukan waktu paling ngak 5menit untuk sholat, takut hartanya berkurang kalau dipakai zakat, yang wajibnya cuma 2,5%, padahal kita biasa bayar pajak pemerintah paling sedikit 10% dari penghasilan. Takut sakit kalau puasa, padahal justru dengan sering berpuasa kita akan menjadi lebih sehat, dan masih banyak alasan -alasan yang lainnya.

Pikiran seorang hamba yang lalai, selalu bagaimana caranya mengumpulkan rezeki yang banyak agar tidak kekurangan, tanpa memikirkan bagaimana ibadahnya selama ini. Padahal setiap manusia sudah memiliki takaran rezeki masing-masing dari Tuhan Yang Maha kaya. Orang yang memiliki takaran rezeki yang kaya, apakah akan menjadi miskin bila dia Ibadah? karena waktu mencari rezekinya berkurang karena sebagian dipakai Ibadah, tentu saja tidak karena setiap mahluk sudah memiliki rezeki masing-masing. Selama kita masih bernapas, dan nyawa belum berpisah dengan raga kita, Tuhan akan terus memberikan rezekinya kepada kita.
Tidak usah takut, kita tidak akan mendapat rezeki, karena kita diciptakan Tuhan, tentu Tuhan akan bertanggung jawab memberikan rezekinya kepada kita,dan Ia akan membuatkan sebab bagaimana rezeki itu datang kepada kita, yang menurut pemikiran kita tidak mungkin, bagi Ia pasti sangat mudah, Yang penting adalah tugas utama kita kepada Tuhan, yaitu Ibadah, jangan sampai mata hati kita menjadi buta, karena takut akan kekurangan rezeki.

Mencari rezeki tidak dilarang, justru menjadi kewajiban. Tuhan memang sudah menyiapkan rezeki yang indah buat kita, tapi kita harus menjemput rezeki yang telah disiapkan Tuhan buat kita dengan cara bekerja/berikhtiar mencarinya. Tapi sekali lagi jangan lupa tugas seorang mahluk kepada Tuhannya yaitu Ibadah kepadanya.

Sabtu, 14 Mei 2011

Enteng Rezeki Dan Properti Dalam Hitungan Menit

Ini dia amalan khusus untuk enteng rezeki. Cukup 3 menit sehari. Apa itu? Sholat Dhuha minimal 2 rakaat. Mereka yang rutin menjalankannya sadar betul bahwa sholat ini memang bikin enteng rezeki. Rumusnya, dagang/usaha+do'a+Dhuha+derma= duit+dasyat (6D).

Sayangnya kita lebih menyukai metode kita sendiri, dalam mencari rezeki. Padahal Yang Maha Menabur Rezeki sudah mengajarkan metodenya dan salah satunya adalah sholat Dhuha. Tetaplah ikhtiar seperti biasa, namun iringi dengan sholat Dhuha. Mudah-mudahhan ikhtiarnya akan jauh lebih mudah. Gak percaya???... coba saja 99 hari. Dan tunggu saja perubahan besar-besaran!

Terus, gimana supaya enting properti? coba deh 12 rakaat. Cuma ini bukan sembarang properti, tapi properti yang terbuat dari emas. Hebat kan? hebatnya lagi, ini bukan properti di dunia, melainkan properti di aherat. Tepatnya istana emas di surga!(ini berdasarkan hadist). Katakanlah Anda belum bisa 12 rakaat setiap hari. mbok ya, sekali seminggu dulu. Tapi 2 rakaatnya rutin setiap hari. O ya. lebih powerful lagi jika Anda bersama pasangan Anda, sama-sama melakukannya.

Sepasang Bidadari Yang Dapat Menambah Rezeki Anda.

Turunnya Bidadari Pertama...


Saya punya kisah menarik untuk Anda. Siang itu, salah satu sahabat Saya ingin membeli satu unit rumah diperumahan yang sedang Saya kembangkan. Ketika kami bertemu, dia bilang, " pengen sih pak, hitung-hitung buat investasi. Tapi Saya juga mau mengumrahkan Ibu Saya, jadi rada bingung ngatur duitnya." Yah antara kesenangan pribadi dan kesenangan orang tua. Lantas apa jawaban Saya? kalau begitu tunda dulu beli rumahnya, mending umrahkan dulu sang ibu, kapan lagi bisa menyenangkan orang tua? dengan kata lain, saya melepaskan calon pembeli. Ahirnya sahabat Saya tetap memutuskan tetap membeli rumah dan mengumrahkan ibunya.

kemudian apa yang terjadi? tidak disangka-sangka, Dia malah memenangkan salah satu dooprize, yang memang disediakan setiap pembeli diperumahan saya. Hm, Anda mau tau apa dooprizenya? satu unit motor senilai belasan juta rupiah, hampir setara dengan biaya umrah tersebut!. Saya sampai terkagum kagum sendiri. Dapat rumah, dapat motor, mengumrahkan orang tua, berbakti kepada orang tua lagi. Yang awalnya cuma kepikir dapat salah satu. Eh, ujung-ujungnya malah dapat semuanya.

Begitulah, yang namanya berbakti kepada orang tua, tidak akan pernah berahir sia-sia. Apa bila Anda berhasil membuat sepasang bidadari tersenyum, pastilah Yang Maha Membalas, serta merta akan mengulurkan tanganNya untuk Anda. Nah, sekarang mungkin Anda bisa menebak siapa sepasang bidadari itu?

Inilah rahasianya:


  • Tahukah Anda, keridhaan Yang Maha Kuasa itu tidak terlepas dari keridhaan orang tua Anda.
  • Tahukah Anda, berbakti kepada orang tua itu, akan menguak langit dan memanggil rezeki.
  • Tahukah Anda, orang tua membuat rezeki Anda betul-betul tercurah? namun, hati-hati demikian pula sebaliknya.
  • Orang tua dan do'anya, inilah bidadari yang pertama.
Kebanggaan Anda Vs. Kebanggaan Orang Tua.

" Dia menjadikan engkau dalam perut ibu engkau kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (Qs.39:6)"

Berbakti kepada orang tua dan doa orang tua itu laksana sebuah keajaiban, yang pada ahirnya membuka pintu rezeki, dan meraih kemenangan demi kemenangan.

Sejenak coba Anda pikirkan;

  • Orang tua selalu selalu membanggakan Anda. Apakah Anda selalu membanggakan mereka?
  • Orang Tua selalu mendoakan Anda. Apakah Anda selalu mendo'akan mereka?
  • Orang tua selalu berkorban untuk Anda. Apakah Anda selalu berkorban untuk mereka?
  • Orang tua selalu berusaha membahagiakan Anda. Apakah Anda berusaha membahagiakan mereka?
  • Orang tua membesarakan serta menafkahkahi Anda dan saudara saudara Anda, tanpa pernah mengeluh. Padahal kehidupan orang tua kadang serba kekurangan. Tapi ketika Anda dan saudara-saudara Anda beranjak dewasa. malah mengeluh ketika harus membantu dan menafkahi orang tua. Padahal kehidupan Anda dan saudara-saudara Anda serba berkecukupan.

Kebaikan orang Tua Vs. Balasan kita.

Sekarang coba bayangkan ini:

  • Saat usia kita 1 tahun, orang tua memandikan kita dan merawat kita. Sebagai balasannya kita malah menangis ditengah malam.
  • Saat kita berusia 2 tahun, orang tua mengajari kita berjalan, sebagai balasannya kita malah kabur ketika orang tua memanggil kita.
  • Saat kita berusia 3 tahun, orang tua memasakkan kita makanan kesukaan kita, sebagai balasannya kita malah menumpahkannya.
  • Saat kita berusia 18 tahun, orang tua menangis terharu ketika kita lulus SMA, sebagai balasan kita malah asik berpesta semalaman dan baru pulang besok harinya.
  • Saat kita berusia 22 tahun, orang tua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, "papa, mama", mana hadiahnya?
  • Dan entah apa lagi yang pernah kita ucapkan kepada orang tua. Bukan mustahil, itu yang menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini.
Turunya Bidadari kedua....

" Bukan lebah jantan,tetapi lebah betinalah yang membuat sarang dan mencari makan". Dua ayat dalam surat An-Nahl atau surat lebah(Qs.16:68-69) seolah olah mengisyaratkan ini. Dimana ayat-ayat tersebut menggunakan kata kerja femina, berkisah tentang lebah yang membuat sarang dan mencari makan.

Yap, sepasang bidadari. kalau orang tua adalah bidadari yang pertama, lantas siapakah bidadari yang kedua????? Tidak lain tidak bukan, Dia adalah pasangan Anda. Menurut Saya, menikah itu berkorelasi positif dengan rezeki.
Coba Anda renungkan pernyataan berikut. Setiap pria yang berhasil, ternyata ada seorang wanita yang mendampinginya. Dan wanita itu adalah istrinya. Setiap pria yang gagal ternyata juga ada seorang wanita yang mendampinginya, tetapi wanita itu bukan istrinya. (Itulah sebabnya, apa bila pria pulang pagi, lazimnya menghabiskan duit, sementara wanita pulang pagi biasanya menghasilkan duit. He he he..., ke dua-duanya edan!).

Banyak orang yang menunda menikah, karena alasan belum punya pekerjaan tetap, rumah, isi rumah, mobil, dan lain-lain. Padahal makin bertambah umur, makin banyak pertimbangan. Kalau boleh Saya sarankan, jangan takut untuk menikah. Luruskan niat menikah itu Karena Allah dan segerakan. Sepanjang kita masih berikhtiar, Allah pasti mencukupksn rezeki kita, istri kita, dan anak-anak kita. Justru dengan menikah, pintu rezeki akan lebih terbuka.

Kesimpulannya, bila Anda berhasil menyandingkan sepasang bidadari dan membuatnya mereka tersenyum, maka terbukalah lebar-lebar pintu rezeki dihadapan Anda, dan segala impian-impian Anda akan tercapai. Ajaib!...