Selasa, 08 Februari 2011

ORANG YANG BANGRUT!!!

Suatu hari Rasullullah saw. bertanya kepada para sahabat; Tahukah kalian siapa orang yang bangrut itu? " Bagi kami orang yang bangrut itu adalah orang yang kehilangan seluruh hartanya dan semua miliknya."
"Tidak" kata Rasul, yang bangrut itu ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala puasa, zakat, dan hajinya, tetapi ketika pahalanya ditimbang datanglah orang-orang yang mengadu, " Ya Allah, di orang yang pernah menuduhku sesuatu padahal aku tidak pernah melakukannya." kemudian Allah memerintahkan orang yang diadukan itu membayar orang itu dengan sebagian pahalanya dan menyerahkannya kepada orang yang mengadu tersebut. Kemudian datang orang lain lagi yang mengadu," Ya Allah, hakku pernah diambil dengan sewenang wenang." Lalu Allah menyuruh lagi menyerahkan amal salehnya kepada orang yang mengadu tersebut. Setelah itu datang lagi orang yang mengadu, sampai seluruh pahala ibadahnya habis terpakai untuk membayar orang yang pernah dirampas haknya, disakiti hatinya. Tetapi orang yang mengadu masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu.
Kata Rasullulah selanjutnya; " Itulah orang yang bangrut dihari kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah, tetapi dia tidak memiliki ahlak yang baik. Dia merampas hak rang lain dan menyakiti hati mereka. "

Rabu, 02 Februari 2011

TUHAN TIDAK MARAH

Suatu ketika terjadi perdebatan seru. Yang dipersoalkan adalah, bila seorang tertimpa musibah, apakah berarti tuhan sedang marah kepadanya?.Mayoritas orang mengatakannya "Ya". Namun ada diantara mereka yang "melawan arus" yang berpendapat, bahwa tidak selalu diartikan kalau musibah itu semata-mata karena murka Allah. "Allah tidak kejam!"katanya bersemangat.
Menurut dia lagi, musibah Allah itu mempunyai beberapa arti yang hanya Dia saja yang tahu. Pertama, musibah itu memang boleh jadi merupakan hukuman Allah sebagai peringatan bagi pembakangan yang dilakukan manusia. Yaitu sebagai peringatan agar yang bersangkutan segera bertobat. Kedua, musibah itu merupakan 'penyucian dosa' atas kesalahan yang dulu pernah dilakukan. Manusia yang masuk pada golongan musibah tipe pertama, bila tidak sempat bertobat, akan sangat merugi. Karena di dunia dia dihukum, di ahirat pun dia tidak akan luput dari hukuman. Sedangkan manusia yang mendapat musibah tipe ke dua, yaitu orang-orang yang bertaqwa, dia sebenarnya "beruntung" karena musibah itu berpungsi sebagai penebus dosa-nya; sehingga dengan demikian kesalahannya itu tidak akan diperhitungkan lagi di akhirat nanti.

Adapun makna musibah yang ketiga, yaitu sebagai ujian kenaikan peringkat disisi Allah. Hal ini jelas sekali tampak pada diri Nabi Muhamad saw. Beliau adalah orang yang paling dicintai Allah, sekaligus orang yang paling berat menerima musibah-musibah-Nya! oleh karena itu, menurut orang yang "melawan arus" ini, kita harus yakin bahwa apapun musibah yang menimpa diri kita, pada hakikatnya adalah baik. Tuhan tidak marah. Justru Dia sebenarnya ingin menolong kita agar terhindar masuk kedalam neraka. Masalahnya sekarang terpulang pada diri kita sendiri, mampu atau tidak kita menerjemahkan "signal" Allah itu.

Demikian itu disebabkan karena
perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya
Allah itu sekali-kali tidak menganiaya
hamba-Nya.
[AL-Anfaal(8):5]


"sesungguhnya Allah swt tidaklah
menetapkan suatu keputusan kecuali akan
berakibat baik kepadanya."
[HR Ibnu Hibban dari Anas]


" Apa bila Allah menghendaki kebaikan
bagi hamba-Nya, maka di dahulukan baginya
hukuman di dunia (berupa musibah) dan kesu-
sahan agar terhapus dosa-dosa-Nya dan apa bila
Dia menghendaki keburukan pada hamba-hamba-Nya
maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya)
dengan dosa-dosanya sehingga (dosa-dosa tersebut)
dibalas pada hari kiamat."
[HR Turmudzi]