Rabu, 30 Oktober 2013

Syeikh Maulana Jumaidil Kubra



Menurut The History of Java yang mencatat kisah-kisah legenda Gresik menyebutkan Syeikh Maulana Jumaidil Kubra adalah seorang pembimbing wali yang pertama. Raden Rahmat yang kelak menjadi sunan Ampel, pertama-tama datang dari Champa ke Palembang, dan kemudian meneruskan perjalanannya ke Majapahit. Mula-mula  Raden Rahmat ke Gresik,dan mengunjungi seorang ahli ibadah yang tinggal digunung Jali, bernama Syeikh Maulana Jumadil Kubra. Sheikh Maulana Jumadil Kubra kemudian menyatakan bahwa kedatangannya sudah diramalkan oleh nabi. Bahwa keruntuhan agama kafir telah dekat. Dan Raden Rahmat dipilih untuk mendakwahkan ajaran Islam di pelabuhan timur pulau Jawa.
Sheikh Juamadil Kubra adalah saudara sepupu Sunan Ampel yang hidup sebagai pertapa disebuah hutan di dekat Gresik.
Keberadaan Syeikh Jumadil  Kubra sebagai pertapa, didapati pula dalam cerita tutur bersipat legendaris yang tersebar disekitar lereng gunung merapi diutara Jogyakarta. Dalam cerita ini Syeikh Jumadil Kubra diyakini sebagai wali tertua dari Majapahit,yang hidup bertapa dilereng gunung merapi. Syeikh Jumadil Kubra juga diyakini sebagai penasehat Sultan Agung.
Sementara itu menurut tradisi para sayyid  asal Hadramaut yang datang ke Indonesia pada ahir abad-ke 18, Para wali termasuk Syeikh Jumadil Kubra yang meng Islamkan Jawa dan wilayah-wilayah lain di Asia Tenggara adalah keturunan Sayyid. Tokoh yang dianggap sebagai leluhur mereka itu bernama Jamaludin Husain  al-Akbar.
Didalam kronika Banten, Syeikh Jumadil Kubra digambarkan sebagai seorang nenek moyang Sunan Gunung Jati. Dikisahkan bahwa salah seorang putra Syaikh Jumadil Kubra yang bernama Ali Nurul Alam tinggal diMesir. Ali Nurul Alam berputra Syarif Hidayahtulah kelak menjadi Sunan Gunung Jati. Sementara itu menurut babad tanah Tjirebon, tokoh Syeikh Jumadil Kubra dianggap sebagai leluhur Sunan Gunung Jati,dan wali-wali lain seperti Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Sunan Kalijaga.
Sedangkan menurut kronika Gresik, Syeikh Jumail Kubra memiliki hubungan darah dengan Sunan Ampel dan tinggal di Gresik. Putra Syeikh Jumadil Kubra yang bernama Maulana Ishaq dikirim ke Blambangan untuk melakukan Islaminasi disana. Maulana Ishaq adalah ayah dari Sunan Giri. Jadi Syeikh Jumadil Kubra menurut versi ini adalah kakak dari Sunan Giri.

Manakah kisah yang lebih autentik antara sumber-sumber babad lokal dengan cerita tradisi yang disampaikan para Sayyid.
Sesuai dengan kisah keberadaannya yang simpang siur dalam banyak versi, makamnya juga juga diyakini berada diberbagai tempat. Ada yang menyakini kalau makam beliau berada dibukit Bergota Semarang. Masyarakat setempat menyakini kalau makam tua yang terletak diantara tambak dan daerah Terbaya, adalah makam Syeikh Jumadil Kubra.
Didaerah lereng gunung Merapi tepatnya di desa Turgu dikaki gunung Kawastu, terdapat makam keramat yang diyakini sebagai makam Syaikh Jumadil Kubra. Dan, satu-satunya makam yang diyakini umum kuburan Syaikh Jumadil Kubra adalah yang terletak dikompleks makam Tralaya  di kabupaten Mojokerto.

Rabu, 23 Oktober 2013

Keyakinan Jawa- Suriname

Ini adalah catatan yang membuat saya tersentak akan sesuatu yang belum saya lihat di Jawa dan Indonesia. Beberapa waktu lalu saya kunjungan kebeberapa kelompok javanisme di Suriname. Tak hentinya saya bersyukur, karena disanalah saya temukan "permata" yang hilang. Dimana ada beberapa fenomena yang maasih benar-benar asli dan belum tersentuh oleh sumber-sumber  selain adat Jawa yang sesungguhnya. Baik itu berupa ajaran Jawa, benda-benda pusaka, dan tata kehidupan nenek moyang' Wong Jowo' yang telah lama hilang jejaknya.

Pewaris kebudayaan Suriname masih sangatlah eksis,tidak sedikit mereka teramat bangga menyandang atribut-atribut budaya Jawa termasuk nama anak cucunya seperti Sukamto, Paimin, Kaminah, dll. Baju sorjan, baju beskap, balangkon, gamelan, juga merupakan simbol-simbol bahwa masyarakat Suriname terus ingin menunjukan jati dirinya sebagai wong Jawa.

Berkembangnya beberapa perkumpulan dari leluhur masyarakat Jawa Suriname, seperti Sunar Ing Mulyo Sejati, Kasedhan Jati, Pernatan Adat Jawa, kelompok Javanologi,Sapto Dharmo, Sanggar Pambekti Kasokman, Kajawan, dan lain-lain. Sungguh merupakan fenomena yang mengharukan, manakala kita sudah sedikit sekali peduli akan pelestarian budaya Jawa, sedangkan yang sangat jauh disana betul-betul berusaha semaksimal mungkin melestarikan ajaran-ajaran dan budaya Jawa. Dari sekian kelompok ada yang memiliki anggota puluhan orang bahkan ada yang sampai ribuan orang yang seakan-akan selalu siap mengabdi pada lestarinya budaya Jawa. Meskipun kadang karena fanatisme dapat menimbulkan perbedaan pendapat antar kelompok.

Namun ini merupakan bukti bahwa masyarakat Jawa Suriname memegang teguh ajaran Jawa. Disisi lain kelompok yang tidak sependapat menganggap sebagai sebuah agama baru yang disebut agama Jawa. Padahal jika ditelusuri lebih jauh hal ini disebabkan  oleh terputusnya tali penghubung antara laku dengan ngilmu/ajaran, ngilmu dengan kaweruh, dan kaweruh dengan hakekat kasampurnaan. Karena  bagaimanapun itu merupakan perwujudan manembah maring gusti kanti ageman sejati.
Ada yang menarik dan sangat dominan di kelompok Suriname, dimana sebagian besar kelompok tersebut membina,mengajarkan, dan menyakini akan lahirnya Satrio Sejati.Ciri has orang Jawa adalah gemar menjalankan laku prihatin, dalam pencarian jati diri dalam mengenal diri sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Agung. Manusia sebenarnya sudah memiliki identitas kodrat yang kita sebut dengan nama panggilan, identitas lahiriyah berupa sidik jari, susunan gigi,rentina mata. Sedangkan rekaman hidup merupakan pembawa identitas batiniyah. Identitas itulah sebagai kode kodrat jalan kehidupan manusia dari sebelum dilahirkan hingga ahir zaman. Dalam perjalanan kehidupan manusia harus mengerti dan menjalani urip sejati sak jatining urip. Melalui proses pengabdian kepada sang pencipta dengan manembah rogo, manembah roso, manembah cipto. Melalui tahapan itulah maka keyakinan kelahiran satrio sejati akan terwujud. Sungguh naif jika kita memahami satriyo sejati adalah seseoran yang sakti. Dengan kesaktian dan kelebihannya  tiba-tiba merubah tatanan kehidupan. Satriyo sejati tidak memandang gender, suku, agama, ras, golongan. Satriyo Sejati  bisa laki-laki, bisa juga perempuan, bisa rakyat jelata, tua atau muda, pemimpin ataupun yang dipimpin dan siapa saja.Tatanan kehidupan tidak bisa dirubah dalam sekejap. Lewat lahirnya satriyo-satriyo itulah menjadi titik balik peradaban. Jika satu diantara seratus penduduk bumi adalah Satrio sejati, maka akan ada Satrio Sejati yang akan siap menunutun akan  hakekat kehidupan yang lebih baik. Meramal kedatangan Satriyo sejati adalah bagai mencari tulang tampa isi. Terlebih lagi yang mengaku ngaku sebagai striyo piningit. Satriyo Sejati itu sudah ada pada diri kita. Manusia diciptakan sebagai khalifah/pemimpin dimuka bumi. Setiap diri harus mampu memimpin dirinya masing-masing. Sehingga jelas akan mudah membawa kaumnya kejalan yang benar dan tatanan kehidupan yang baik.Kedudukan tidak semestinya diperebutkan.. Satriyo Sejati hanya mengenal Fastabikul khoirat, berprilaku rill lebih banyak berbuat dari pada berbicara.

Adam adalah khalifah pertama dimuka bumi. Ketaatan. Adam adalah sebagai perwujudan manembah kepada sang pencipta. Implementasinya dengan kunci sirulah,dzaullah, sipatulah, menjadi  sumber ajaran Suriname. Pemahaman tentang bopo Adam, ibu Hawa adalah hakekat kembalinya  pangabekti kepada pendahulu dan hakikat kekhalifahan manusia dimuka bumi. Nenek moyang merupakan ibu ibunya kita dimuka bumi, maka ujungnya adalah ajaran Adam Hawa, bahwa ibu saya adalah Hawa bapak saya adalah Adam.

Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mewujudkan Satriyo Sejati. Ajaran Jawa Suriname meskinya dilengkapi dengan kunci selanjutnya. Dimana sirulah, Dzatullah,sipatullah, harus dilengkapi dengan kunci Muhamad sebagai kunci pembuka nur Muhamad. Sedangkan para nabi yang lain adalah penyambung. Yang membawa konsep maujudnya. Pada dasarnya sumber dari segala ajaran adalah bapak Adam ibu Hawa. Muhamad adalah Rasul penyempurna dari dari Nabi-Nabi sebelumnya. Dan satu-satunya pemberi safaat diahir zaman.

Di perkumpulan Banyu Mataram telah diajarkan tentang tahapan dan alur dari pemahaman/pameling/kaweruh tentang ajaran Satriyo Sejati dengan menyibak rahasia porbo waseso sehingga menduduki tahapan kasampurnan sebagai Asmo Sejati. Dalam bagan akan tampak perjalanan laku kehidupan manusia, dimana jalan sebelah kiri adalah koridor Jin,setan,Iblis, sedangkan jalan alur sebelah kanan adalah jalan kodratullah Insyaalah akan selalu mendapat  ridho Allah SWT.
Jika Negara ini telah banyak Satriyo Sejatinnya maka itulah disebut Negara/bangsa yang telah memayu hayuning bawono.

Catatan Dari Bpk.Sriyono
Pembimbing  Ponco Moyo Banyu Mataram dan pemerhati budaya dan kebatinan Jawa

Giat pertambangan Bt.Bara Kintap-Sungai Danau Kalsel 2








Giat Pertambangan Kintap - Sungai Danau 1








Minggu, 20 Oktober 2013

Perjalanan Kemasjid Sheikh Zayed

 Dari Al Ruwais perjalanan menuju masjid Agung Seikh Zayed Grand di Abu Dhabi, ibu kota Emirat Arab ditempuh dalam waktu dua jam. Al Ruwais sendiri  merupakan kawasan industri  yang letaknya dua jam dari perbatasan Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia. Disepanjang jalan, deretan pohon kurma dan gurun pasir menghampar  , diselingi beberapa ADNOC gas station atau tempat pengisian bahan bakar. Mendekati perkotaan, barulah bangunan-bangunan tinggi menyapa kami.
Di kejauhan, kubah berlapis emas sangat menarik perhatian, apalagi kubah-kubah itu diterpa sinar matahari, memantulkan cahaya menyilaukan bagi pengguna jalan di sekitar masjid.
 MEGAH DAN INDAH 

Gapura yang menyambut kedatangan pengunjung terlihat tanpa penjaga. Kami langsung memasuki area pakir yang luas dan bernaung puluhan pohon kurma. Masjid indah ini sudah mencuri perhatian siapapun sejak pendangan pertama Di kelilingi rerumputan dan taman berhias bunga aneka warna, Sheikh Zayed Grand Mosque seolah membuat kita terlupa bahwa kita sekarang berada dikawasan padang pasir. Ditambah lagi keberadaan  air mancur yang bergemericik, semakin menambah sejuk suasana. Masjid jauh dari hingar bingar pedagang kaki lima. Abu Dhabi memang sangat mengutamakan kerapian. Para pedagang tidak detempatkan disembarang tempat. Alhasil tidak ditemui seorang pun pedagang kaki lima, meski sekedar menjajakan air minum, disetiap jalan utama negri ini.Beberapa langkah menuju pelataran masjid terlihat tiga penjaga, seorang diantara mereka kemudian menuturkan peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung. Petugas hanya bertugas mengawasi dari luar masjid dan menunjukan pintu masuk buat laki-laki dan perempuan, termasuk mengarahkan turis terutama perempuan untuk memakai kebaya atau jubah yang sudah disediakan. Masjid ini terbuka bagi siapa saja baik muslim maupun non muslim dari berbagai negara. Hanya saja, pengunjung perempuan harus mengenakan pakaian sopan (jubah/kebaya) dan berkerudung. Sebagai peninggalan pendiri sekaligus presiden pertama Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (1918-2004), masjid megah ini menggambarkan  visi sang Presiden. Baginya manusia yang beragam latar belakang,agama, ras,tradisi, dan sebagainya, dapat hidup harmonis dengan toleransi, saling menghargai dan menghormati ini sesuai dengan ajaran nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Dan masjid ini diharapkan menjadi pusat pengetahuan dan kebudayaan yang menyongkong keuniversalan Islam.
 
 Melangkah lebih jauh, semakin semakin terlihatlah keanggunan masjid yang berarsitektur perpaduan Mughlal(Pakistan,India,Bangldesh) dan Mooris (Maroko) ini. Lantai marmer berwarna hijau dan berhias batu semi mulia, tersusun indah membentuk bunga-bunga. Sedangkan dalam ruang utama masjid yang mampu menampung 40 ribu orang, terhampar karpet yang disebut sebagai karpet terluas didunia. Karpet buatan tangan ini dikerjakan oleh 1.200 orang pengrajin karpet di Iran. Decak kagum juga tak hanya sampai, disitu, jika kita menengadah keatas terdapat sebuah lampu gantung kristal terbesar di dunia. Lampu tersebut semakin mewah karena berhias  swaovski dan emas 24 karat, menyamai cahaya membias penuh pesona. Pantaslah jika Sheikh Zayed Grand Mosque dikatakan sebagai masjid terindah kelima di dunia. Dengan luas sebesar lima kali lapangan sepak bola,  masjid ini memiliki empat menara setinggi 350 meter dan 82 kubah beragam ukuran. Sebuah perpustakaan pun tersedia disini. Koleksi buku meliputi berbagai disiplin ilmu,seperti peradaban kaligrafi, seni, serta buku-buku klasik berusia ratusan tahun, dan dalam beragam bahasa, yaitu Arab,Inggris,Prancis,Italia,Spanyol,Jerman,bahkan bahasa Korea.

KESEPIAN 

Berada dalam masjid, saya sangat merasakan kenyamanan dalam beribadah. Sepertinya masjid ini memang didesain agar jamaah bisa shalat dan berdoa dengan khusyuk. Namun, seiring berjalannya waktu dan sesuai dengan tujuan pemerintah menjadikan Emirat Arab sebagai tujuan wisata, masjid ini menjelma menjadi bangunan multi pungsi, yaitu sebagai tempat beribadah dan objek wisata. Semua orang dari berbagai negara dan beragam agama bisa memanjakan matanya dengan kemegahan keindahan Sheikh Zayed Grand Mosque, yang bahkan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Letaknya pun mudah dijangkau, hanya kurang lebih 30 menit berkendara dari bandara Abu Dhabi.
Ditengah megahnya bangunan masjidnya yang memunculkan kekaguman, terselip rasa pilu dalam hati, sudah beberapa kali saya mengunjungi masjid ini pada waktu-waktu shalat, tapi selalu saja saya menemukan masjid ini lengang. Seakan-akan masjid megah ini kesepian karena ditinggal jemaahnya. Sayapun teringat dengan tanda-tanda kiamat, diantaranya padang pasir akan menjadi rumput dan masjid-masjid dibangun dengan dengan megah tapi sepi dari orang-orang yang mendirikan shalat. Dan tanda-tanda itu kini hadir dihadapan saya.

Kamis, 17 Oktober 2013

http://sabdalangit.wordpress.com/2009/11/29/membangun-laku-prihatin/

http://sabdalangit.wordpress.com/2009/11/29/membangun-laku-prihatin/

Gaib, Antara Mitos dan Wahyu


Bukan untuk jadi takut, mengkaji
alam gaib
dengan benar, justru berhikmah
tumbuhnya izzah dan keberanian.

Alam raya ,ini memang maha luas. Melihatnya secara pisik saja sudah mengundang decak kagum. Semakin takjub kita ketiga menyadari alam ini ternyata jauh lebih luas dari apa yang bisa kita indra. Kehadiranya tak kasat mata, tapi eksistensinya nyata, ialah alam gaib.

CIRI KETAKWAAN

Abdulah bin Mas'ud ra, mengartikan "gaib" sebagai sesuatu yang Allah ceritakan didalam Al-Qur'an dan sunah. Namun sesuatu itu tak dapat ditangkap oleh panca indra manusia yang sangat terbatas, karena itu Allah  memandu manusia untuk memahami hal gaib itu melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan  tidak ada yang patut diimani dari alam gaib kecuali yang diterangkan oleh keduanya. Al-Qur'an juga menegaskan bahwa keyakinan  pada gaib adalah ciri pertama ketakwaan. Sebagaimana tercantum di awal surat Al-Baqarah ; "kitab(al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib,melaksanakan shalat, menginfakan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka," (QS Al-Baqarah (2):2-3).

Ruang lingkup alam gaib itu juga cukup luas. Hal-hal  gaib yang harus diimani oleh seorang  Muslim  adalah yang tercantum dalam rukun iman gaib mencangkup  pemahaman tentang Tuhan, malaikat, hari kiamat, dan takdir manusia yang melingkupi rezeki,jodoh, dan ajal. Bagaimana dengan  fenomena gaib yang sering terjadi dimasyarakat akibat ganguan jin? mengapa jin tidak termasuk dalam rukun iman? karena percaya kepada adanya jin adalah bagian dari keimanan kita kepada kitab Allah.

MELURUSKAN PEMAHAMAN

Selain pada prilaku kesalahpahaman masyarakat tentang mahluk gaib sudah terjadi di level pemahaman, khususnya kerancuan pengertiaan tentang jin,setan, dan iblis. Kebanyakan orang menganggap bahwa setan adalah mahluk yang menjelma sebagai hantu, kuntilanak, tuyul, dan lain-lain. Padahal setan merupakan sebuah  karakter, sipat. Setan adalah sipat pembangkangan kepada perintah Allah-yang dapat dilakukan jin dan manusia. Seperti yang tercantum dalam surah Al-An'am ayat 112, "Dan demikianlah kami ciptakan musuh dari para nabi yaitu setan dari manusia,dan setan dari kalangan jin". 
Sedangkan jin adalah mahluk Allah yang diciptakan dari api. Seperti manusia iapun punya kewajiban beribadah kepada Allah dengan caranya sendiri. Sebagian dari mereka Muslim sebagian kafir, jin Muslim tidak mengangu manusia. Bila ada manusia yang diganggu jin, bisa dipastikan jin itu kafir atau munafik. Jin kafir suka menipu manusia dengan menjelma menjadi sosok mahluk halus. Mengenai iblis penjelasannya cukup rinci dalam surat Al-Kahfi aya 50;  "Ia adalah golongan jin yang menolak sujud pada Adam as". Iblis hanya satu dan Ia berumur panjang hingga hari kiamat. Ada juga mahluk gaib yang disebut qarin, yaitu jin yang selalalu menyertai seseorang dan ada pada setiap manusia termasuk Rasululah.  Qarin bukan jin pelindung manusia, ia selalu membisikan keburukan, kecuali qarin yang menyertai Rasululah.
Rasullulah bersabda; Tidak seorangpun  dari kalian kecuali telah diwakilkan kepada qarin-nya dari jin. Sahabat bertanya, juga kepada engkau wahai Rusullulah? beliau menjawab juga kepadaku. Namun Allah membantuku, sehingga qarinKu masuk Islam (HR Muslim). 
Saat sebagian manusia asik menistakan diri dengan menjadi sekutu jin, kita lupa sebenarnya ada mahluk gaib yang senantiasa membantu manusia yaitu malaikat kerap kali mengamini doa manusia bahkan mendoakan manusia bila melakukan amal kebaikan tertentu. Malaikat adalah mahluk yang mulia karena selalu taat kepada Allah. Karenanya dido'akan malaikat adalah suatu keutamaan yang luar biasa. Tapi bisakah kita berinteraksi dengan malaikat?  itu tidak bisa dilakukan dan tidak perlu. Mallaikat hanya mengerjakan apa yang diperintahkan Allah tidak lebih tidak kurang. Beriteraksi dengan malaikat juga tidak pernah dicontohkan Rasululah. Bahkan dengan Jibril, Jibrillah yang datang menghampiri Rasululah. Rasullulah tidak pernah minta bantuan kepada Jibril.  Kalaupun ada manusia yang berusaha berhubungan dengan jin dan malaikat itu termasuk perbuatan bid'ah.

MENUMBUHKAN IZZAH

Allah sudah memuliakan manusia dengan menyuruh mahluk langit bersujud kepada Adam as. Tetapi ketika manusia mulai bersekutu dengan jin seketika itu kemuliaan dan amal-amalnya sia-sia. Allah berfirman di surat Al-Jin ayat 6, "Dan sesungguhnya ada beberapa laki-laki dari golongan manusia  yang meminta perlindungan pada beberapa laki-laki dari golongan jin, tapi mereka(jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Sebaliknya, mengimani yang gaib sesuai syariat akan menghindarkan diri dari kesyirikan, menumbuhkan keberanian dan menegakkan kemuliaan manusia. Tak perlu rumit menjalankannya. Islam memberikan perlindungan yag luar biasa agar manusia tidak diganggu jin dengan berbagai do'a pada setiap aktivitas. Berzikir sesuai yang dicontohkan Nabi dan giat beribadah. Menurut Ibnu Tamiyah , "sesungguhnya tauhid yang benar itulah yang akan mengusir dari diri manusia."

Minggu, 13 Oktober 2013

Selamat Hari Raya Idul Adha


Ketika takbir yang dikumandangkan, tak lagi menggetarkan hati.
Ketika suasana keagungan Ilahi, tak lagi menyelimuti bathin.
Ketika Idul Adha,... hanya menjadi ritual pesta makan belaka...
Mungkin saatnya kita harus  mempertanyakan pada diri kita, apa makna qurban sejatinya?
Apakah kita melaksanakan ini semua, benar-benar untuk ibadah?
Apakah hati kita telah bersih dari semua penyakit riya,takabur, serta rakus?
Apakah tingkah laku serta ucap kata kita benar-benar muncul dari ketakwaan kita?
Buat apa dalam setiap shalat kita sujud dan menyakini Allah SWT sang Maha Agung melihat kita...
Tapi  dalam keseharian kita selalu angkuh dan sombong, bergelut dengan maksiat, melupakan bahwa Allah benar- benar melihat kita.

Sebelum terbit mentari
Semburatnya kan kuhiasi
untaian do'a dan harapan

Seluruh keluarga PT.Banyu Mataram Baratama, dan Sedulur Banyu Mataram Kasampurnan/ Ponco Moyo mengucapakan selamat hari raya Idul Adha, salah khilaf mohon maaf lahir batin, semoga ibadah qurban kita diterima Allah SWT. Dan berkah Allah buat kita semua.... Amiiinn.

Meraih Mamfaat Dengan Menyingkap Tradisi Yang Baik



Rasululah s.a.w pernah bersabda" seorang Mukmin adalah cermin bagi Mukmin yang lain". Sungguh Rasululah s.a.w dianugrahi seluruh perkataan yang bermakna. Setiap kalimat dari perkataannya memiliki maknan yang berlimpah laksana cucuran air hujan yang jatuh dari langit. Sementara setiap orang memiliki nuansa yang berbeda  dalam memahami perkataan beliau, sesuai dengan daya pemahaman serta cahaya yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Adapun makna pertama dari sabda beliau yang bebunyi "seseorang Mukmin adalah cermin bagi Mukmin yang lain" adalah disaat seorang Mukmin melihat  saudaranya bertingkah laku dengan akhlak mulia, secara otomatis Ia harus menirunya. Sebaliknya, disaat Ia melihat Saudaranya memiliki  perangai tidak terpuji, maka Ia harus menyadari bahwa  didalam dirinya juga ada perangai semacam itu, karenanya Ia harus menjauhi.
 Makna Kedua dari sabda beliau ketika seorang Mukmin melihat saudaranya memiliki suatu aib, ataupun cela, maka mestinya Ia segera meminta saudaranya itu untuk menghilangkan cela/aib tersebut. Sehingga benar-benar laksana cermin, yaitu benda yang memantulkan kenyataan yang Ia tangkap.
Makna ketiga dari sabda beliau yaitu ketika seorang Mukmin melihat kaum Mukmin yang lain, maka akan terjadi pertukaran total berdasarkan  keluhuran atau keburukan kepribaddiannya Kalau kepribadiannya bagus,bersih, jujur, jauh dari akhlak tercela, maka pandangan yang dilayangkan kepada kaum Mukminin juga bernilai baik sangka, sehingga Ia tidak pernah menyakiti mereka. Jadi Ia selalu menebarkan kebaikan bagi semua, begitu pula perkataannya benar semua. Sebab Ia berkeyakinan bahwa seluruh kaum Mukmin  juga mempunyai budi perketi seperti yang dimiliki. Inilah fadhilah (keutamaan/kelebihan) yang di anugarahkan Allah SWT kepada kaum Mukminin.

Para pujanggapun bersajak;

Kalau jelek kelakuan seseorang jelek pula sangkaanya,
semua yang ia ragukan diangap musuh
Ia memusuhi kawan dengan perkataanya
dalam keraguan laksana gelap gulita

Makna keempat dari sabda beliau orang mukmin yang imannya sempurna sejatinya adalah cermin, tempat penampakan gambar seorang Mukmin atau Allah SWT. Karena diantara nama nama Allah SWT adalah al-Mu'min. Sementara hati orang Mukmin adalah tempat pengetahuan tentang Allah SWT. Dalam hadist disebutkan; hati adalah rumah Tuhan. Masudnya adalah tempat pengatuhuan tentang Allah.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan sebagaimana permohonan  hamba-Mu yang sekaligus utusan-Mu, Muhamad saw. dan kami berlindung dari sesuatu sebagaimana hamba-Mu yang sekaligus juga utusan-Mu , Muhamad saw. berlindung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Selasa, 08 Oktober 2013

Syaikh Siti Jenar

                                              Makam Syaikh Siti Jenar di Semanding, Tuban
                       Cungkup Makam Ki Kebo Kenongo (Ki Ageng Pengging) Murid Syaikh Siti Jenar
                                                     Makam Syaikh Siti Jenar di Cirebon
              Gerbang Massjid Panjunan, peninggalan Pangeran Panjunan murid syaikh Siti Jenar
    Mihrab Masjid Cipta Rasa Cirebon, Menurut Histrograpfi Cirebon, disini tempat Syaikh Siti Jenar diadili


Sekilas Tentang Syaikh Siti Jenar

Syaikh Siti Jenar adalah putra Datuk Sholeh, seorang ulama asal Malaka. Syaikh Siti Jenar dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang memiliki pandangan kontraversial dizamannya. Syaikh Siti Jenar dikenal sebagai penyebar ajaran  Sasahidan yang berpijak pada konsep manunggaling kawulo Gusti. Syaikh Siti Jenar diketahui sebagai penggagas gagasan komunitas baru dengan mengubah konsep feodalistik kawulo (hamba, budak) menjadi egaliter melalui pembukaan hunian-hunian baru  yang disebut Lembah Abang. Kemunculan komunitas Lembah Abaang yang di nisbatkan kepada Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lembah Abang kemudian berkembang menjadi Varian Abangan.

Berbeda dengan makam  Wali Songo yang jelas letak bangunannya beserta kisah-kisahnya. Makam Syaikh Siti Jenar secara tepat belum dipastikan dimana keberadaannya. Sebagian masyarakat menganggap makam Syaikh Siti Jenar terletak di kompleks pemakaman Kemlaten di kota Cirebon. Sebagian lagi menganggap makamnya berada di bukit Amparan Jati tak jauh dari makam Syaikh Datuk Kahfi. Penduduk Jepara menyakini bahwa makam Syaikh Siti Jenar terletak di desa Lemah Abang Jepara. Sedangkan menurut penduduk Mantingan dan Tuban, makamnya terletak di daerah mereka. Sementara menurut penganut Tarekat  Akmaliyah, yaitu tarekat yang dibangakan kepada Syaikh Siti Jenar, makamnya dinyatakan hilang karena sesuai wasiat yang bersangkutan kepada para pengikutnya, kuburnya kelak jangan diberi tanda supaya tidak menjadi tempat penziarahan.

Asal-usul dan Nasab Syaikh Siti Jenar

Bernama Syaikh Datuk Abdul Jalil yang masyhur dikenal dengan nama Syaikh Lemah Abang,Syaikh Jabarantas,Syaikh Sitibirit, Pangeran Kajenar, atau yang termasur Syaikh Siti Jenar.
 Menurut babad Demak dan babad tanah Djawi, asal usuk Syaikh Siti Jenar adalah seekor cacing yang berubah menjadi manusia setelah mendengar wejangan rahasia Sunan Bonang kepada Sunan Kalijaga. Mengutip tulisan tangan milik Raden Ngabehi Soeradipoera Syaikh Siti Jenar sejatinya adalah Syaikh Abdul Jalil putra Sunan Gunung Jati. Menurut naskah Wangsakertan Cirebon, tokoh yang bernama Syaikh Lemah Abang ini lahir di Malaka dengan nama Abdul Jalil, Ia putra Syaikh Datuk Shaleh. Naskah Wangsakertan yang lain menyebutkan bahwa sisilah Syaikh Lemah Abang yang bernama pribadi Syaikh Datuk Abdul Jalil itu berujung pada Nabi Muhamad Saw. turun melalui Fatimah dan Ali bin Abi Thalib,turun ke Husen, terus ke Ali Zaenal Abidin, turun ke Zakfar Shadiq, hingga ke Maulana Abdul Malik yang tinggal di Bharata Nagari.

Dakwah Syaikh Siti Jenar

Menurut naskah Nagara Kretabhuni, dakwah Syaikh Siti Jenar sangat cepat berkembang diikuti banyak murid-murid yang berkedudukan tinggi telah membuat Sultan Demak (Trenggana) marah. Terutama karena Syaikh Lemah Abang telah mendukung muridnya Ki Kebo Kenongo, mendirikan kerajaan Pengging. Sultan Demak marah, dan memerintahkan Sunan Kudus untuk membinasakan Pengging. Perlawanan Pengging dapat dilumpuhkan dan Ki Kebo Kenongo dibunuh Sunan Kudus,sementara itu Syaikh Lemah Abang berhasil lolos dan kembali ke Cirebon Girang.
imi
Akibat ajaran Syaikh Siti Jenar yang dianggap menyimpang, maka dijatuhi hukuman mati oleh dewan Wali Songo. Dalam babad Tjirebon Syaikh Lemah Abang dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Kudus. Sementara menurut serat siti Djenar(1922), diungkapkan Syaikh Lemah Abang dihukum mati bukan karena ajarannya yang menyimpang, tetapi karena kesalahannya mengajarkan  ajaran rahasia kepada masyarakat umum secara terbuka.

Para Wali tak menemukan kesalahan dalam ajaran Sasahidan yang diajarkan Syaikh Lemah Abang. Dasar ajaran tersebut berkaitan dengan ajaran tasawuf  al-Hallaj dan Ibnu Araby, yaitu ajaran yang didasarkan pada keyakinan bahwa didalam diri manusia sebagai ciptaan(haqq). Ajaran ini didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa Allah telah meniupkan (nafakhtu) sebagai ruh-Nya(ruh),kedalam diri manusia pertama (Adam) yang dicipta dari tanah ( Qs,Shad,38;72).

Ruh Ilahi di dalam  diri Adam itulah dalam Taswawuf,yang diajarkan Syaikh Lemah Abang disebut sebagai  Ruh-al-Haqq, yang menjadi penyebab seluruh malaikat bersujud kepada Adam. Dalam hadis Qudsy disebutkan bahwa Allah Swt berfirman; "aku tidak mungkin berada di langit dan bumi-Ku, tetapi Aku bisa berada di dalam qalbu hamba-Ku yang beriman".


Sunan Kalijaga

 Sunan kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatika Bupati Tuban. Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh wali songo yang mengembangkan dakwah Islam melalui seni dan budaya. Sunan Kalijaga termasyhur sebagai juru dakwah yang tidak saja piawai mendalang, melainkan juga dikenal pula sebagai pencipta bentuk-bentuk wayang dan lakon-lakon caragan yang dimasuki ajaran Islam. Melalui pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga mengajarkan tasawuf kepada masyarakat. Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh keramat oleh masyarakat dan dianggap sebagai wali pelindung Jawa.

 Makam Sunan Kalijaga terletak ditengah kompleks pemakaman desa Kadilangu yang dilingkari dinding dengan pintu gerbang makam. Area makam Sunan Kalijaga  masih didalam Kota Demak, kira-kira berjarak sekitar 3Km dari Masjid Agung Demak. Seperti makam Wali Songgo umumnya, makam Sunan Kalijaga berada didalam bangunan cungkup berdinding tembok dengan hiasan dinding terbuat dari kayu berukir.

Asal-usul dan Nasab Sunan Kalijaga

Raden Sahid yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung wilatika Bupati Tuban. Selain Raden Sahid , Sunan Kalijaga dikenal dengan sejumlah nama lain, yaitu; Syaikh Malaya,Lokajaya, Raden Abdurahman, Pangeran Tuban, dan Ki Dalang Sida Brangti. Nama- tersebut memiliki kaitan erat dengan sejarah perjalanan hidup tokoh Wali Songo ini sejak bernama Sahid, Lokajaya, hingga Sunan Kalijaga.
Menurud Babad Tuban, sisilah Sunan Kalijaga  dikemukakan sebagai berikut;

 Abdul Muthalib berputra Abbas, berputra Abdul Wakhid, berputra Mudzakir, berputra Abdulah, berputra Kharmia, berputra Mubarak, berputra Abdulah, berputra Madhhra'uf, berputra Arifin, berputra Hasanudin, berputra Jamal, berputra Akhmad, berputra Abdulah, berputra Abbas, berputra Kourames, berputra Abdurrahim (Aria Teja, Bupati Tuban), berputra Teja Laku( Bupati Majapahit), berputra Lembu Kusuma (Bupati Tuban), Berputra Temenggung Wilatika (Bupati Tuban), berputra Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).
Menurut Babad Tuban bahwa Aria  Teja I (Abdurahman) adalah orang Arab, yang memiliki sisilah hingga Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhamad .

KISAH awal tokoh yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga ini dimulai dengan kisah mudanya yang diliputi kenakalan, yang samapai diusir oleh orangtuannya yang malu dengan kelakuan putranya. Namun dengan diusir bukan membuat menjadi baik, malah semakin nakal dengan menjadi perampok yang membuat kerusuhan di hutan Jatisari, dan membuat semua orang ketakutan. Raden Sahid dikenal dengan sebutan Lokajaya. Gelar Loka Jaya sendiri berarti penguasa wilayah, karena Loka berarti tempat/wilayah, dan Jaya berati menang/menguwasai. Namun atas dakwah Sunan Bonang, yang saat dirampok Lokajaya mampu menunjukan kesaktiannya mengubah buah aren menjadi emas, Raden Sahid bertobat dan berusaha keras menjadi agung yang mulia, yang bahkan ahirnya menjadi salah seorang anggota Wali Songo.

Gerakan Dakwah Sunan Kalijaga 

Babad Demak, menuturkan bahwa Raden Sahid mengawali dakwah di Cerebon, tepatnya di desa Kalijaga, untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanutukan. Sunan Kalijaga tinggal beberapa tahun di desa Kalijaga dengan mula-mula menyamar sebagai sebagai pembersih Masjid Sang Cipta Rasa. Dimasjid itulah Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati yang kemudian menikahkannya dengan adiknya yang bernama Siti Zaenab. Dari pernikahan dengan Siti Zaenab Sunan Kalijaga memiliki satu putra yang bernama Watiswari, dan seorang putri yang bernama Ratu Champaka. 
Dalam menjalankan dakwah Sunan Kalijaga dikenal suka menyamar dan bertindak menampilkan kelemahan diri untuk menyembunyikan kelebihan yang dimilikinya. Seperti wali-wali yang lain dalam berdakwah Sunan Kalijaga sering mengenalkan Islam kepada penduduk lewat pertunjukan wayang yang sangat digemari masyarakat yang masih menganut kepercayaan agama lama. Dengan kemampuanya yang menajubkan sebagai dalang yang ahli memainkan wayang, Sunan Kalijaga yang berdakwah di Jawa bagian barat dikenal penduduk dengan beberapa nama samaran. Didaerah Pajajaran Sunan Kalijaga dikenal dengan nama Ki Dalang Sida Brangti, di daerah Tegal dikenal dengan nama Ki Dalang Bengkok, di dareah Pubalingga dikenal dengan nama Ki Dalang Kumendung, sedangkan di Majapahit dikenal dengan Ki Unehan.


Diantara wali Songo Sunan Kalijaga dikenal sebagai Wali yang paling luas cangkupan dakwahnya dan paling besar pengaruhnya dikalangan masyarakatnya. Sebab selain berdakwah dengan cara berkeliling dari satu tempat ketempat lain, sebagai dalang, pengubah tembang, tukang dongeng  keliling,penari topeng, perancang pakaian,perancang alat-alat pertanian, penasihat Sultan dan pelindung rohani kepala-kepala daerah, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai guru rohani yang mengajarkan tarekat Syathariyah dari Sunan Bonang, sekaligus tarekat  Akmaliyah dari Syaikh Siti Jenar, yang saat ini masih diamalkan oleh para pengikutnya diberbagai  tempat di nusantara.
Sunan Kalijaga mengalami beberapa perubahan masa kepemimpinan, sejak jaman Majapahit ahir,Demak, Pajang, hingga masa awal Mataram. Sunan Kalijaga dianggap sebagai pelindung kerajaan Mataram. Putra Sunan Kaliajaga yang bernama Sunan Adi, menjadi penasihat rohani penguasa Mataram awal Panembahan Senopati. Dewasa ini, didaerah pedalaman Jawa, keberadaan Sunan Kalijaga menjadi kiblat panutan dari masyarakat muslim tradisional yang memuliakan tidak saja makamnya, melainkan juga warisan nilai-nilai seni budaya dan ajaran rohani(tarekat) yang ditinggalkannya.