Kamis, 06 Januari 2011

NIAT SEBAGAI JIWA IBADAH

Sebagaimana dimaklumi, ibadah itu adalah semata-mata kegiatan yang dilakukan hanya untuk Allah belaka.Dengan perkataan lain, bila kita melaksanakan suatu pekerjaan yang serupa dengan ibadah tetapi tampa kesadaran tampa diniatkan kalau pekerjaan itu semata-mata karena Allah atau rasulNya,maka pekerjaan tersebut tidak dikategorikan sebagai ibadah. Sebagai contoh; orang yang berkerja mencari uang semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,tidaklah dapat dikategorikan ibadah. Orang tersebut hanyalah mendapat ganjaran dunia, sedangkan ahirat berupa pahala tidaklah diterimanya. Jadi dengan demikian jelaslah bahwa yang menjadi syarat agar pengabdian atau ibadah itu sah adalah niat. Mungkin itulah sebabnya Rasullulah SAW pernah bersabda:

"Sesungguhnya ada orang yang secara lahirriah terlihat berbuat amal ahli surga , padahal ia ahli neraka. Dan ada seseorang yang secara lahiriah ia berbuat amal ahli neraka, padahal ia ahli surga" (Bukhari&Muslim).

" Sesungguhya segala amal itu ditinjau, dari niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang ia niatkan."

" Jika engkau beramal untuk dunia, maka engkau akan mendapatkan dunia, tetapi jika engkau beramal untuk ahirat, maka engkau akan mendapatkan ahirat dan dunia juga."

" Apa bila seorang muslim memberikan belanja kepada keluarganya semata-mata karena mematuhi perintah Allah, maka ia akan mendapatkan pahala" (HR. Bukhari).

Secara pisikologis pun dapat dibuktikan, bila suatu tindakan tidak diniatkan karena Allah, maka sikap seperti ini akan memperkuat sikap ke akuan (ego). Bukanlah egoisme itu tirai baja yang menghalangi manusia untuk melihat tuhan.

" Seringkali Amal yang kecil menjadi besar karena baik niatnya, dan seringkali pula amal yang besar menjadi kecil karena salah niatnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar