Rabu, 02 April 2014

Ijinkan Aku Memeluk Rasul-MU

Di penghujung usiaNya,  Rasullulah meminta kaum muslimin untuk berkumpul dalam majelis di kota Madinah. Maka berkumpulah para sahabat memenuhi undangan nabiyulah tercinta dan bersiap mendengarkan pesan apa yang disampaikan Rasullulah.

Setelah para sahabat berkumpul, Rasullulah berkata, " wahai kaum muslimin , siapa yang pernah aku sakiti? berdirilah? balaslah aku sekarang! karena aku  tidak mau menerima balasan itu di aheret."
Mendengar apa yang dikatakan Rasullulah, tidak ada satupun yang berdiri. Kemudian beliau bertanya lagi untuk yang kedua kalinya, namun tetap tak ada yang berdiri. Hingga Rusullulah bertanya untuk yang ketiga kalinya. Maka berdirilah Ukasyah secara berkata, " Ya Rasullulah, demi Allah, demi Rasullulah, demi ayah dan ibuku, andai engkau tidak berkata seperti itu sampai  tiga kali, aku tidak akan berdiri. Ya Rasullulah ketika aku berdiri disebelahMu ketika perang perang badar dulu, entah sengaja atau tidak, tongkatmu itu mengenai tubuhku, sakit, ya Rasullulah . Maka hari ini aku ingin  membalas memukulmu dengan tongkat itu, wahai Rasullulah."

Apa jawaban Rasullulah "wahai Ukasyah, jauh nian dari sikap sengajaku untuk memukulmu. Tapi bila engkau menghendaki untuk membalas memukulku, pukullah"
Seketika suana majelis menjadi gaduh. Rasullulah dengan senyum menyuruh para sahabat untuk tetap tenang. Kemudian Rasullulah berkata kepada Bilal, " wahai Bilal, ambillah tongkat yang aku gunakan saat perang Badar itu dirumah Fatimah."

Mendengar perintah Rasul, Bilal bergegas menuju rumah Fatimah. Saat berada dirumah Fatimah beliau ditanya oleh Fatimah untuk apa tongkat itu. Bilal menjawab, tongkat ini untuk memukul Rasullulah.
Lalu putri tercinta nabi ini menjawab sambil berlinang air mata . Bukankah Rasul sedang sakit siapa yang tega melakukan itu. Bilal tidak menjawabnya, walaupun demikian. Fatimah tetap melaksanakan perintah ayahandanya.

Tongkat itu kemudian dibawa Bilal ke majelis kemudian diserahkan kepada Rasullulah. Kemudian Rasullulah berkata " wahai Ukasyah, tongkat ini yang aku pakai di perang Badar, pukullah aku sekarang dengan tongkat ini".

 Saat akan menyerahkan tongkat itu , Abu Bakar berdiri, " wahai Ukasyah, tega nian engkau, Rasul sedang sakit" .
Apa jawaban Rasululah? Rasul menjawab dengan lembut, "wahai Abu Bakar, Allah sudah tahu kedudukanmu, duduklah!"

Lalu Umar berkata dengan kerasnya, "wahai Ukasyah, mengapa engkau mau memukul Rasullulah padahal beliau sedang sakit?"

Rasulpun mengatakan hal yang sama," wahai Umar Allah sudah tahu kedudukanmu, duduklah!"
Kemudian berdirilah Sayidina Ali, seorang sahabat, anak paman, sekaligus menantu Rasullulah yang sangat mengasihinya, " wahai Ukasyah, diantara yang hadir ditempat ini akulah yang paling sering berada didekat Rasullulah, apakah engkau tega memukul Rasullulah dihadapanku? kau boleh memukul aku wahai Ukasyah. aku tidak tega melihat Rasullulah dipukul".

Rasullulah menjawab lagi" wahai Ali Allah sudah tahu kedudukanmu, duduklah!".
Lalu berdiri Hasan dan Husain sembari berkata " Kami adalah cucu Rasullulah, meng-qishash kami sama dengan meng-qihash Rasullulah, maka pukullah kami.
Dan Rasullulah berkata'" Wahai penenang jiwaku, duduklah!" kemudian Ukasyah berjalan mendekati Rasul, dan tongkat itu kemudian berpindah ketangan Ukasyah. Begitu tongkat itu diterimanya, Ukasyah berkata "wahai Rasullulah, ketika tongkat ini  dulu mengenai tubuhku, aku tidak memakai baju, sekarang engkau memakai baju, sungguh tak adil wahai Rasullulah.
Rasullulah mengikuti keinginan Ukasyah, beliau kemudian menanggalkan jubahnya, sehingga terlihat belakang punggung dan dadanya.

 Seolah tak menia-nyiakan kesempatan itu, Ukasyah meletakkan tongkat, dan memeluk Rasullulah erat-erat. Sambil menangis Ia berkata " wahai Rasullulah, mana mungkin  aku tega memukulmu? aku hanya ingin tubuhku yang hina ini bersamamu di bumi aherat nanti, wahai Rasullulah.

Setelah mendengar Ukasyah, Rasullulaj bersabda, " barang siapa ingin melihat calon penghuni surga , lihatlah orang ini".  

Para sahabat ikut terharu, setelah itu, Ukasyah dan para sahabat langsung pulang kerumahnya masing-masing. Rasulpun demikian.

Sesampainya dirumah , beliau mengalami sakit keras yang mengantarkanya  pada perihnya sakaratul maut. Rasullulah berkata ya Allah, sakit nian sakaratul maut ini, aku mohon kepadaMu, Ya Allah pindahkanlah semua rasa sakit sakaratul maut ini kepadaku, jangan umatku yang menanggungnya, jangan umatku ya Allah, ummati...ummati...ummati..., dan kemudian meninggallah Rasullulah.

Begitu indah memeluk seseorang yang ketika hidup, bahkan dalam moment sakaratul maut tetap ingat dengan kita..

" Ya Allah, ijinkan Aku memeluk Muhamad Rasulmu di aherat nanti, maka pantaskanlah diriku. bimbinglah diriku kejalan hidup yang engkau ridhai, bukan jalan hidup yang engkau murkai."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar