Jumat, 29 Agustus 2014

Melawan Lupa: Buku Putih PDIP


Salam Perjuangan...

Kita flas black tentang penolakan BBM oleh PDIP pada masa lalu, pada masa kepemimpinan SBY. Pada hari Jumat 30 Maret 2012, Fraksi PDIP dengan tegas menolak kenaikan BBM dan pada saat itu membagikan buku merah yang berjudul "Argumentasi PDI Perjuangan menolak kenaikan BBM" kepada para anggota DPR, pres, maupun pengunjung rapat paripurna.

Pada saat itu ketua Fraksi PDIP Puan Maharani mengatakan " Aksi PDIP ini bukanlah pencitraan, namun bentuk konsistensi mereka dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. PDI Perjuangan mencoba berjuang tidak hanya dengan kata-kata saja, tapi menggunakan data, fakta, dan tindakan rill. Ini salah satu pungsi partai dalam mencerdaskan bangsa." Kata Puan Maharani, usai memimpin rapat internal Fraksi PDIP. (vivanews.com 30 Maret 2012).




Kalau benar PDIP punya cara lain agar BBM tidak naik, maka sebaiknya pada bulan Oktober setelah pelantikan Jokowi sebagai Presiden agar program yang terdapat di Buku Putih itu direalisasikan. Yang konon katanya Buku Putih itu membuat Data Sensus Nasional, Data BPS, Data World Bank, dan hasil survey PDIP.

Kalau memang Buku Putih itu adalah paduan menjalankan roda pemerintahan dan alternatif2 lainnya tanpa menaikan BBM maka itu yang harus dibuktikan Jokowi dan PDIP, apakah benar Buku Putih itu bisa dilaksanakan atau hanya untuk pencitraan saja.

Jika Jokowi tetap juga menaikan BBM, maka Jokowi dan PDIP telah membohongi 70 juta pemilihnya, dimana kenaikan BBM akan membebani wong cilik dan dampak yang paling terasa bagi mereka, dan tidak berpengaruh bagi orang2 kaya, dan para pemilik mobil. Karena orang kaya akan menyesuaikan pendapatannya, sedangkan penganguran dan wong cilik akan makin terjepit.


Apakah PDIP masih disebut sebagai Partai Wong Cilik ???.... Apakah Buku Putih masih layak untuk saat ini atau???....   Kita lihat saja selanjutnya..... 





Otto Von Bismarck/ Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar