Jumat, 03 Desember 2010

KEPADA-MU KAMI MENYEMBAH DAN MEMOHON PERTOLONGAN

Dalam surah Al-Fatihah Allah berpirman;

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan" (Qs, Al-Fatihah:5)

Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa Rasullulah bersabda;

"Dalam surah Al-Fatihah tersimpan rahasia Al-Qurran. Dan rahasianya terletak pada kalimat, "Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."

Kaimat pertama, Hanya kepada-Mu kami menyembah, adalah penyucian dari segala bentuk syirik, Sedangkan kalimat kedua, Dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, adalah pengakuan atas kekusaan dan kekuatan Allah, sekaligus bentuk kepasrahan atas segala urusan kepada-Nya. Makna ayat seperti ini juga tersirat dari beberapa ayat yang lain, misalnya;

"Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. (Qs.Hud:123)

Allah menyeru kepada Rasullulah dengan firmannya,

"Katakanlah,"Dialah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya lah kami bertawakal." (QS. Al-Muzammil:9)

Tidak diragukan lagi bahwa ayat yang berbunyi, Hanya kapada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan adalah keterangan yang jelas akan keharusan mencurahkan ibadah kepada Allah semata, dan hanya kepada-Nya memohon pertolongan.
Secara tegas Al-Qurran mengokohkan bahwa hanya Allah penguasa tunggal yang mengatur siklus perjalanan alam semesta. Dialah yang mengatur urusan yang sepele dan penting dijagad raya ini.

" Katakanlah, "wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engakau cabut kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Qs.Ali Imran;26).

Allah tidak hanya memiliki dan mengatur alam semesta. Lebih dari itu, Dia juga menjaganya.

Dan sungguh jika keduanya akan lenyap, tidak seorang pun yang dapat menjaganya selain Allah (QS.Fathir;41)

Dialah pemilik seluruh alam semesta. Dialah pemilik penglihatan mata, pendengaran telinga, kesehatan tubuh, dan ketentraman hati. Sekiranya Allah berkehendak, Dia kuasa untuk menghilangkan-kenikmatan tersebut.

Dan kepada-Nyalah dikembalikan semua urusan. (Qs.Hud;132)

Ayat diatas bersipat umum. Oleh karena itu, seorang hamba harus beribadah dengan ikhlas dan memohon pertolongan hanya kepada keagungan kekuasaan-Nya. Allah telah memberikan panduan mengenai tata cara memohon pertongan yang benar, yaitu beribadah dengan ikhlas. Siapa saja yang mengharapkan taufik serta pertolongan Allah, siapa saja yang ingin diterima do'anya, maka Ia harusmengikhlaskan ibadah kepada-Nya. Hanya kepada-Mu, Kami menyembah dan hanya kepada-Mu, kami memohon pertolongan.

Hadis qudsi berikut bisa dijadikan dalil yang menguatkan keterangan ini, Allah berpirman;

" Orang yang memusuhi wali-Ku maka Aku (Allah) izinkan agar orang itu diperangi. Tak ada cara yang lebih aku senangi bagi seorang hamba yang ingin mendekati Aku selain dari mengerjakan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya. Dan seorang Hamba yang terus mendekati-Ku dengan ibadah sunah, hingga akupun mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku adalah telinga yang dengannya Ia mendengar, mata yang dengannya Ia melihat, tangan yang dengannya Ia memegang, kaki yang dengannya Ia berjalan. Jika memohon, Aku mengbulkannya, dan jika meminta pertolongan, Aku akan menolongnya."(HR.Bukhri)

Dalam hadis ini tergambar jelas, betapa menunaikan ibadah wajib merupakan sarana yang paling disukai Allah dari seorang hamba yang ingin mendekati-Nya. Memperbanyak Ibadah sunah sambil mengerjakan ibadah wajib merupakan cara untuk meraih cinta hakiki Ilahi. Jika sudah memperoleh cinta Ilahi, maka seseorang akan mendapatkan taufik,hidayah, dan kemudahan. Jika berdo'a dikabulkan, dan jka memohon pertolongan, Allah pasti menolongnya.

Sesungguhnya pernyataan, hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, merupakan cermin iman yang sempurna dan takwa yang tulus. Dalam bahasa yang berbeda, pernyataan tersebut merupakan kebiasaan yang dijalankan para wali (kekasih) Allah, sebagaimana yang tergambar dalam firman-Nya;

" Ingatlah, sungguh, wali-wali Allah itu, tidak ada kekhwatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan didunia dan (dalam kehidupan) diahirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Qs. Yunus; 62-64)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar