Rabu, 01 Desember 2010

MISTERI DIBALIK BULAN SURA

Bulan sura, adalah bulan baru yang digunakan dalam penanggalan Jawa.Disamping itu masyarakat Jawa adalah realitas pengalaman gaib, bahwa dalam jagad mahluk halus pun mengikuti sitem penanggalan sedemikian rupa. Sehingga bulan sura,juga bulan yang baru dalam jagad gaib. Dalam berinteraksi antara jagad leluhur,jagad mahluk halus disatu sisi, dengan jagad manusia disisi lainnya, selalu menggunakan penanggalan Jawa. Misalnya; malam Jum'at kliwon dilihat sebagai malam suci yang paling agung, yang digunakan oleh para leluhur"turun kebumi" untuk membimbing anak keturunannya yang menghargai dan menjaga hubungan dengan para leluhurnya. Demikian pula dengan bulan sura,merupakan bulan sakral bagi jagad mahluk halus. Mereka bahkanmendapat"dispensasi" untuk melakukan seleksi alam bagi siapapun yang hidupnya tidak eling dan waspada, akan terkena dampaknya.
Atas beberapa uraian pandangan masyarakat jawa tersebut, kemudian muncul kearifan yang menjadi tradisi masyarakat Jawa selama bulan Sura. Sedikitnya ada enam tradisi yang biasa dilakukan selama bulan sura tersebut:
  1. Siraman malam 1 sura, Mandi besar dengan menggunakan air dengan campuran bunga setaman. Sebagai bentuk "sembah raga" (sariat), dengan tujuan mensucikan badan, sebagai caraseremonial, pertanda dimulainya tirakat panjang dibulan sura. Antara lain lebih ketat dalam menjaga dan mensucikan hati,fikiran, serta menjaga fanca indra dari hal-hal negatif. Pada saat melakukan siraman diharuskan untuk berdo'a memohon keselamatam kepada tuhan Yang Maha Esa. Doa'nya fokus satu permintaan yakni meminta keselamatan bagi diri sendiri,keluarga,serta kerabat handai taulan. Mandi lebih bagus dilakukan tidak dibawah atap rumah;langsung" beratap langit" masudnya kita secara langsung menyatukan jiwa raga dalam gelombang harmonisasi alam semesta.
  2. Tapa bisu"membisu", tirakat sepanjang bulan sura, berupa sikap selalu mengontrol ucapan mulut, agar selalu mengucapkan yang baik-baik saja. Sebab bulan sura yang penuh tirakat, doa-doa lebih terwujud. Bahkan ucapan atau umpatan jelek yang keluar dari mulut dapat"numusi" atau terwujud. Sehingga ucapan buruk dapat mecelakai diri sendiri maupun orang lain.
  3. Lebih menggiatkan ziarah; pada bulan sura, masyarakat jawa lebih menggiatkan ziarah kemakam leluhur masing-masing, atau makam leluhur yang dulu berjasa untuk kita. Selain mendo'akan, ziarah merupakan tindakan kongret generasi penerus untuk menghormati leluhurnya. Betapa teganya hati kita yang mencari alasan kemalassan untuk berjiarah keleluhur, apa lagi yang tempatnya terpencil. Berbagai alassan diungkapkan, seperti untuk menghindari kemusyrikan. padahal kita semua tahu kemusyrikan bukanlah hal yang berhubungan dengan perbuatan, tetapi berkaitan erat dengan hati.
  4. Menyiapkan sesaji bunga setaman dalam wadah berisi air bening:diletakan didalam rumah. Selain sebagai sikap menghargai para leluhur, ritual ini penuh makna yang dikembangkan dengan umbu ramfe. Bunga-bungaan juga kita tabur dipusara para leluhur, agar terdapat perbedaan antara makam para leluhur yang kita hormati, dengan makam seekor kucing yang berupa gundukan tanah yang tak berarti.
  5. Jamasan Pusaka; ini dilakukan dalam rangka merawat kenang-kenangan dari para leluhurnya.Pusaka memiliki segudang makna, dibalik wujud fisiknya. Pusaka merupakan hasil karya cipta dalam bidang seni dan keterampilan para leluhur dimasa silam. Karya seni yang memiliki falsafah hidup yang tinggi. Kita sadar atau tidak, telah lahir bentuk megatrend abad ini, sekaligus paling berbahaya, yakni merebaknya bentuk the newest imperialism melalui cara-cara politasi agama.
  6. Larung seseji:larung sesaji adalah sedekah alam. Uborampe ritual disajkan(dilarung) kelaut,gunung, atau tempat-tempat tertentu. Budaya ini yang paling riskan dianggap musrik, jika hanya dilihat dari yang tampak mata saja, tampa pemahaman makna dari ritual larung sesaji. manusia dan seluruh mahluk ciptaanNya, seharusnya menjaga keharmonisan dalam bertetangga.Sama-sama menjalani kehidupan sebagai mahluk tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar