Jumat, 20 September 2013

Delapan Ajaran Jawa


 

Delapan ajaran Jawa ajaran kejawen leluhur yang dilestarikan oleh Temenggung Majapahit, KRT Wiragati pada abad 14.
Delapan ajaran  Jawa yang dimasud adalah;


  1. Ora mateni sakabehe (tidak membunuh semuanya), artinya tidak membunuh apa saja, semua mahluk hidup harus dicintai dengan sungguh-sungguh baik tumbuhan maupun hewan apalagi manusia, pada sebagian hewan mengenal rasa sakit, kecuali hewan liar di air. Jiwa dikehidupan yang mengenal rasa adalah percikan Tuhan yang akan berbalik menjadi energi negatif bagi diri mahluk hidup yang menyakiti. Membunuh dalam konteks menyakiti tidak diperkenankan karena merupakan perbuatan yang kejam. Apa pun alasannya setiap pembunuhan adalah menyakiti dan untuk mencapai kesucian jiwa maka membunuh akan menodai kesucian tersebut. Membunuh hanya dapat dilakukan oleh jiwa-jiwa rendah seperti hewan, dan pembunuh akan sulit mencapai alam tengah.
  2. Ora ngurusak sakabehe, artinya tidak merusak apa saja. Merusak alam, merusak diri sendiri, dan merusak mahluk lain tidak diperbolehkan. Kemajuan tehnologi akan tidak ada artinya apabila dampaknya adalah kerusakan ekosistem dan alam. Tidak menjaga kesehatan, merokok, minum-minuman keras, narkoba adalah merusak tubuh dan banyak perbuatan yang dampaknya adalah kerusakan. Hal ini sangat dilarang dalam ajaran Jawa.
  3. Ora mangan kewan, tidak makan hewan. Konsep Jawa mengajarkan bahwa hampir semua hewan didarat mempunyai rasa sakit dan mempunyai jiwa kecuali beberapa hewan diair. Kita tidak pernah menemui hewan didarat yang menjumpai api tetapi tetap diterjang, pasti dia akan menghindar, artinya ia mempunyai rasa sakit. Lain halnya dengan beberapa hewan di air, bahwa hewan di air hanya setingkat lebih tinggi dari tumbuhan, dan tumbuhan tak mempunyai rasa sakit. Bagaimana rasanya  Anda memakan mahluk hidup yang kematiannya menderita?. Apa bila hal ini diterapkan dengan ilmu kesehatan, ternyata hampir semua penyebab penyakit berasal dari makanan daging hewan didarat.
  4. Ora ngapusi, tidak menipu. Menipu adalah perbuatan mengutungkan diri sendiri. Apa bila tidak pernah melakukan perbuatan menipu, manusia sudah pasti akan mendapatkan ketenangan hidup dan kebahagiaan akan selalu menyertainya.
  5. Budhi lan karya, berprilaku baik, berpikir, dan berkeja keras. Walaupun sikap menerima selalu tertanam dihati,berkeja dan berfikir untuk maju senantiasa dilakukan terus menerus.
  6. Maca lan maguru sepadha-padha, membaca dan mencari ilmu pengetahuan seluas luasnya. Alam semesta adalah guru yang utama, semua mahluk hidup adalah guru, manusia diluar kita adalah guru, dengan menjadikan semua yang diluar kita adalah guru maka kita dapat menyerap semua hal dari sisi ilmu dan tidak sekali-kali meremehkan orang lain, siapapun dia.
  7. Tepo sliro,tegang rasa, simpati dan bijaksana menghadapi mahluk diluar kita yang sedang menderita, sehingga kita bisa ikut merasakan dan membantu sebisanya. Siapapun yang suka memberi , pasti dia mudah untuk menjadi kaya, karena memberi akan membuka pikiran dan aura tubuh untuk menjadi orang orang baik, mengerem kerakusan dan menetralkan badan dari energi negatif. Sehingga peluang materi tertarik badan dari luar dapat mudah datang dengan sendirinya, oleh sebab itu tidak heran apabila Anda sering memberi banyak hal yang muncul secara kebetulan , yang mengarah pada rejeki.
  8. Ngadohi wong ala, kejem lan mbilaheni, menjauhi orang yang jahat, sering melakukan kekejaman dan marabahaya, prinsip tidak intervensi kepada orang lain dengan cara menjauhi dan menghindarinya jauh lebih baik.

1 komentar: