Minggu, 29 Desember 2013

SELAMAT TAHUN BARU 2014

Jika tahun baru tiba, aku akan mengurung diri dikamar seharian,semalaman. Aku selalu takut akan keramaian, sebab dalam keramaian, manusia menari-nari dalam ombak nilai paling permukaan. Aku selalu sunyi dalam keriuhan,karena dalam keramaian, manusia hanya sekilas-sekilas memandang satu sama lain. Keramaian adalah gembok amat rapat bagi ilmu pengetahuan dan kedalaman.

Pijakan kaki didataran terjal dari tahun ketahun dari tempatmu masing-masing,juga aku dari tempatku sendiri-sendiri , tempat yang maaf, telah kupilih sendiri.

Apa do'a yang kupilih? aku mohon agar Indonesia segera menemukan akal sehatnya, semoga proses anti pembodohan dibantu oleh para malaikat, semoga demokratisasi tidak terlalu tahayul, semoga para pemimpin Islam selamat dari atmosfer "shumunbukmun" serta semoga semua manusia dan kelompok-kelompok manusia dibimbing menemukan "kebenaran sejati",  dalam "Ilalah" yang sesungguh-sungguhnya.

Gusti Allah, kami adalah mahluk yang kau istemewakan, namun yang kami himpun adalah kebodohan. Tak sanggup kami temukan "Laa ilaaha", ketika berada dipasar, dikantor,ditoko-toko,dibiskop,dimana saja sehingga "Ilalah" kami kacau balau .

Gusti Allah, sampai hari inipun belum kami masuki surah Al-Ikhlas-MU, dalam kehidupan sehari hari , dalam politik, dalam kebudayaan,hukum, ekonomi, dan nurani.
Kami ini manusia pra-Ibrahim.

Dengan hati berdebar kumasuki 2014,  tahun "furqan", tahun dikotomi,tahun polarisasi ekstrem, antara kegelapan dan cahaya.

Perkenankanlah aku memasuki "dunia puisi" (telah bertemu dengan-Mu kah rahasia puisi Qur'an dibalik setiap hurufnya). Sebab buat sementara puisilah yang menjaga kejujuranku,obyektivitasku,kejernihan, dan kesejahtaraanku.

Sudah lama Rabiah melambai-lambaikan tangannya kepadaku, dan kujawab "sebentar" aku masih harus menukangi lautan jilbab dan keluarga sakinah untuk umat yang butuh harga diri.

Sudah lama Rumi menggoda goda lagu kangen jiwa terdalamku, namun kujawab "tunggu dulu" aku masih harus berkeliling keliling menemani umat yang kurang disantuni umara dan ulamanya!

Sudah lama Khalil Gibran (yang diahir hayatnya menyunggi Al_Quran diubun-ubunya namun tak pernah diberitahukan orang kepada kita) berkata , "untuk apa kau memprimodialkan diri untuk umat yang belum tentu sungguh-sungguh menerimamu?untuk apa hampir kau tumpahkan seluruh tahun tahun hidupmu,tenaga, dan pikiranmu.
Engkau sisihkan karier dan hak kehidupan pribadimu untuk umat yang tanpa kepemimpinan dan engkau tak mampu mengubah keadaan itu, untuk orang-orang yang manis didepanmu, tetapi bisa menikam  punggun dari belakangmu?"

Aku jawab, " tenanglah, Tuhan maha dalang, tersenyum dan tertawalah meskipun "rahasia sirrulah"  dalam dirimu tak dipahami orang sehingga engkau difitnah dan dikutuk=kutuk...."

Kini kuikuti kaki lelah Rasullulah dan tubuhnya yang terluka dan berdarah sepulang dari Thaif. Kini kuucapkan do'a sebagaimana puisi Sahadat kembali yang beliau lantunkan. Rasullulah menangis diantara shalat-shalat malamnya, mengapa aku hanya sesekali saja menangis kepada-Mu ya Allah? aku cemburu kepada rohani Muhamad idolaku.----------

----------- kuletakkan diriku dijalanan sesak,tempat puisi-puisi tak berkostom. Sebab tubuhnya telah dipenuhi cahaya nurani dirinya sendiri , Jalanan sesak oleh sahabat-sahabatmu yang engkau remehkan , yang engkau najiskan, yang engkau kafirkan, yang tidak fasih mengucapkan ayat, yang engkau sebut "abangan"  namun tidak bisa engkau jamin kaulitas keimanan iman mereka lebih rendah dari kemantapan dan pameran imanmu dalam formalisme-formalisme.

Engkau tak akan bisa membeli sikapku ini dengan uang berapun. Dengan air mata atau "backing" ayat-ayat yang nanti kusediakan diriku untuk berdebat denganmu tentang ayat-ayat itu, Mungkin kita akan saling kehilangan, dan jika kita ingin mengusir rasa kehilangan itu, mari kita selenggarakan perjanjian tunai .Perjanjian tunai antara kita semua penghuni "beranda" dan "halaman" masjid untuk berkata sesuatu,berbuat, menggugat, menuntut, dan mengontrol mereka mereka yang memimpin kita dari "kedalaman masjid" .

Atau barangkali,kita  sama sekali tidak merasa kehilangan, sehingga terbuktilah secara realistis, pergiku kejalanan kembali ini tak salah adanya. {Emha Ainun Nadjib}.


Dipenghujung Tahun ini kami keluarga besar PAGUYUBAN BANYU MATARAM, PT. BANYU MATARAM BARATAMA mengucapkan selamat tahun baru 2014, semoga ditahun depan setiap langkah kita dalam mengarungi samudra kehidupan selalu dalam keberkahan Tuhan... Amiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar