Jumat, 08 Juli 2011

Tetesan Air Mata

Pernah menangis? pasti pernah ya, paling tidak sekali seumur hidup kita pasti menangis, yaitu saat dilahirkan. Saat itu uraian air disudut mata menjadi kebahagian orang-orang yang mengasihi kita.
Air mata ibarat air hujan yang jatuh dari langit pada lahan hati yang tandus,gersang, dan kering kerontang. Ia bisa melunakkan jiwa dan hati yang keras membatu, perlahan lunak dan peka pada lingkungan sosial.

Dalam Islam, air mata sangat berhaga saat penyesalan, kerinduan pada manusia-manusia yang tawadhu. Menyiram kegersangan taman hati, serta kalbu yang gersang dengan berbagai nista hingga perlahan pupus, bagaikan debu-debu yang hanyut terbawa arus oleh butiran-butiran do'a yang dimunajatkan kepada-Nya.

Mahal sunguh sangat mahal harganya tetesan air mata yang mengalir saat khusuk menghadap-Nya, bahkan salah satu dari dua tetesan air mata yang disukai Rasullulah SAW adalah air mata yang mengalir karena takut dan rindu kepada Allah SWT. Beliau, kekasih Allah, merengguk dan menumpahkan air mata karena penuh harap berjumpa dengan-Nya. Abu Bakar ash-Shidiq r.a pun senantiasa menangis ketika menegakkan sholat.

Seorang Mujahid sekaligus mujadid yang pernah hidup didunia ini, Hasan al Bana juga pernah menguraikan air mata karena memikirkan umat ini. Betapa sang mujahid menginginkan agar umat mengetahui bahwa mereka lebih dicintai dari pada dirinya sendiri, sesaatpun kami tidak pernah menjadi musuh kalian. Betapa bangganya beliau ketika jiwa-jiwa ini gugur sebagai penebus kehormatan mereka, atau menjadi harga tegaknya kejayaan,kemulian, terwujudnya cita-cita Islam. Rasa cinta yang mengharu biru hati, menguasai perasaan bahkan mencabut rasa ngantuk di pelupuk mata hingga membuat Beliau memeras air mata. Air mata yang mengalir karena menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya menyerah pada kehinaan serta pasrah pada keputusasaan.

Lalu bagaimana dengan diri kita????..... Tatkala kita lahir menangis, namun orang-orang disekeliling kita tertawa menyambut bahagia kelahiran kita. Namun orang-orang disekeliling kita menangis pilu saat kita tutup usia, saat itu apakah kita juga ikut menangis atau tertawa bahagia karena akan berjumpa dengan Allah SWT? apakah amal kita lebih banyak dari dosa yang pernah kita lakukan selama kita hidup didunia yang singkat ini? apakah pretasi kita hanya lahir,hidup, mati, kemudian dilupakan orang, bahkan orang-orang terdekat kita? lalu setelah itu pasrah, rebah dibantalan tanah, cemas menantikan pengadilan hari ahir yang pasti tiba.

Ya akhi wa ukhti fillah, semoga Allah SWT menjadikan air mata yang jatuh disudut sudut mata kita, adalah air mata yang berhaga dipandang-Nya, hingga dapat membersihkan hati yang pekat ini untuk mudah disusupi cahaya Ilahi Rabbi. Semoga air mata ini kelak menjadi tetesan darah karena letihnya kita berteriak dan mengetuk pintu sorga yang telah tertutup rapat setelah pengadilan itu nanti.

Sungguh, tetesan air mata didunia ini lebih baik bagi kita ketimbang menangis di ahirat nanti, menangislah sebelum datang hari saat kita ditangisi, karena itu pasti terjadi.

Ya Allah, Yang manusia harus takuti, angkatlah kami dari lembah maksiat sampai kami keluar dari dunia tak bawa beban walaupun sebesar zarah. Amin.

1 komentar:

  1. betul sekali sobat air mata ketika bermunajat akan mendapat jaminan dan janji Alloh, tidak akan tersentuh api neraka, tapi tentunya betul-betul air mata yang berasal dari hati yang paling dalam.
    salam kenal

    BalasHapus