Kamis, 14 Juli 2011

Tasawuf Sebagai Terapi Derita

Tasawuf yaitu suatu sistem cara bagaimana orang ingin mencapai hubungan yang mesra dengan Tuhan. Tasawuf adalah jalan pengalaman bukan hanya penjelasan semata, pengalaman menyaksikan diri sejati dan menyaksikan Allah.


Rasullulah bersabda; barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal penciptanya.
Tasawuf adalah jalan kembali ke keadaan azali manusia, jalan yang mesti ditempuh untuk menemukan makna dan tujuan, untuk mencapai ketenangan dan kehidupan abadi.

Abu Yazid al-bistami-wafat pada 878- mengatakan bahwa tasawuf itu benihnya ditanam pada masa Nabi Adam, kemudian berkembang pada masa Nabi Nuh, dan berbunga pada masa Nabi Ibrahim, terbentuk jadi anggur pada masa Nabi Musa, dan matang pada masa Nabi Isa, dan pada masa Nabi Muhamad semua dibuat menjadi anggur murni.

Penderitaan manusia

Penyakit seperti sakit kepala, kangker, tekanan darah tinggi, ginjal dan lainya adalah penyakit yang dapat segera diobati, dan akan sembuh dalam waktu yang tidak lama. Tetapi penderitaan manusia yang sebenarnya adalah penderitaan batin. Menurut Islam jati diri manusia sebenarnya terletak pada rohaninya bukan pada jasad material seperti pandangan positivisme materialistik.

Karena fisik manusia tidak lebih dari fisik hewan, tetapi manusia lebih tinggi martabatnya dari hewan karena jati dirinya berupa ruhani atau batin.
Manusia menderita dikarenakan ada kecenderungan antara ruh dan jasad untuk mendekat kepada sumbernya masing-masing. Ketika jasad hanya memperhatikan duniawi , meletakkan asas bahagia ketika banyak harta dan duit, akan tetapi kecenderungan ruh diabaikan, maka ruh akan merana, gelisah, sedih, dan tertekan.

Realitas yang ada kita merindukan untuk memiliki sesuatu yang tidak dimiliki, akan tetapi kita akan bosan dengan keinginan yang sudah kita dapatkan dan berpindah pada keinginan yang lainnya.
Dan inilah yang terjadi sepanjang sejarah hidup manusia. Karena manusia akan merasa bosan dengan sesuatu yang fana, dan pada hakikatnya manusia itu akan berusaha menemukan,merindukan, mencintai Yang Maha Mutlak yang bersipat suci didalam diri manusia. Dan keinginan tersebut adalah milik ruhani.
Allah tidak mengajarkan manusia untuk membenci harta, jabatan, kekuasaaan,anak, dan istri, akan tetapi hanya mengingatkan bahwa semua itu bukan tujuan dari segalanya.

Firman Allah; " Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta benda dan anak-anakmu dari mengingat Allah. Barang siapa yang terjebak pada yang demikian maka mereka itu adalah orang yanng merugi" [Qs.63:9}

Kembali kepada Allah

Banyak remaja yang durhaka kepada orang tuanya, pejabat yang menyalah gunakan kekuasaan, pelaku zina dimana-mana,para pemakai narkoba,orang-orang yang salat hanya ketika ingin dan lalai pada waktu yang lain. Ini adalah contoh perbuatan maksiat yang tanpa disadari sudah terjadi dimasyarakat.
Taubat dari perbuatan maksiat adalah perkara yang lebih besar dan sulit. Ungkapan lisan itu dituntut setelah ia mewujudkannya dalam tindakannya. Kemudian mengakui dosa dan meminta ampunan kepada Allah.
Sedangkan sekedar Istighfar dengan lisan tanpa janji didalam hati itu adalah taubatnya para pendusta.

Perang antara hawa nafsu dan pikiran merupakan kelaziman dalam fitrah manusia, taubat itu wajib dilakukan setiap saat, karena tingkah laku manusia tidak lepas dari dosa, baik organ tubuhnya atau pada kalbunya.
Ia juga tidak lepas dari moral dan perilaku yang tercela, sesuatu yang harus dijauhi dan dibersihkan dari hati.
Taubat orang awam itu dari dosa-dosa lahirriah, sedangkan taubat orang saleh adalah taubat dari prilaku batin yang tercela.Taubat orang takwa adalah taubat dari posisi keragu-raguan. Taubat orang yang cinta kepada adalah Allah taubat dari kelalaian dzikir.

Dapat disimpulkan taubat, pertama meninggalkan kemaksiatan secepatnya,kemudian meminta ampun kepada Tuhan, mengubah lingkungan dan teman-teman yang bisa menyeret kepada perbuatan dosa,dan mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik seperti salat, zikir, sedekah, dan puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar