Sabtu, 01 November 2014

KERAJAAN ISLAM MATARAM DALAM TINJAUAN SEJARAH

Tidak sebagaimana Tanah Pati yang segera diberikan oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1549, Tanah Mentaok tidak segera diterima oleh Ki Ageng Pemanahan. Baru pada tahun 1556, Ki Ageng Pemanahan yang menurut Babad Tanah Djawi mendapatkatkan dukungan dari Sunan Kalijaga itu baru memperoleh Tanah Mentaok.  


Mataram Islam merupakan kerajaan Islam yang muncul pada tahun 1587 dibawah kekuasaan Raden Bagus, Danang Sutawijaya, atau Raden Ngabehi Loringpasar. Putra sulung dari Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram)  yang menggunakan nama gelar Panembahan Senapati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatulah Tanah Jawa.  Gelar yang menunjukan ,bahwa raja Mataram pertama tersebut merupakan sesembahan, panglima perang, dan pengatur kehidupan beragama. Selain itu, raja tersebut merupakan hamba yang dipilih  Tuhan sebagai Khalifah ditanah Jawa.

Keberadaan kerajaan Islam tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Ki Ageng Pemanahan beserta Ki Ageng Penjawi, Juru Mrentani, berserta Raden Bagus sendiri, yang telah memenangkan sayembara dari Sultan Hadiwijaya (Raja Kasultanan Pajang pertama) untuk memenggal kepala Arya Penangsang (Adipati Jipang Panolan) pada tahun 1549.

Kerajaan Islam yang semula berupa hutan Mentaok tersebut merupakan penghargaan dari seorang Raja  pada hambanya karena dianggap berjasa kepada negara. Dengan demikian, keberadaan Tanah Mentaok sebagaimana Tanah Pati merupakan penghargaan dari Sultan Hadiwijaya  kepada Ki Penjawi (Ki Ageng Pati), karena jasanya membinasakan Adipati Jipang Panolan. Seorang musuh bebuyutan Ratu Kalinyamat karena telah membunuh  Pangeran Kalinyamat (suaminya), beserta  Sunan Prawoto/Raden Kikin (kakak) melalui Rangkut dengan keris Kyai Betok.

Tidak sebagaimana Tanah Pati yang segera diberikan  oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1549, Tanah Mentaok tidak segera diterima oleh Ki Ageng Pemanahan. Baru pada tahun 1556, Ki Ageng Pemanahan yang menurut Babad Tanah Djawi mendapatkan dukungan  dari Sunan Kalijaga itu baru memperoleh Tanah Mentaok.

Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1575, Raden Bagus menggantikan kedudukannya sebagai pembesar Mataram. Waktu itu kedudukan Raden Bagus masih dibawah kekuasaan Sultan Hadiwijya (orang tua angkatnya) dari Pajang.

Pada tahun 1587  atau 5 tahun sesudah Sultan Hadiwijaya mangkat (1582), Raden Bagus menobatkan diri sebagai Raja Mataram Islam. Waktu penobatan Pangeran Benawa (putra Sultan Hadiwijaya) sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Prabu Wijaya.

Semenjak waktu penobatan Raden Bagus, sebagai Sultan, Mataram telah menjadi Kasultanan (kerajaan) yang merdeka dari bayang-bayang kekuasaan Pajang. Seirama perjalanan waktu, Kasultanan Mataram yang didirikan oleh Raden Bagus dikenal oleh seluruh sejarawan sebagai Mataram Islam atau Mataram Baru. Hal ini untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno yang didirikan  oleh Sanjaya (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya) dengan Ibu Kota di Bumi Mataram pada tahun 717.

Sejarah tentang keberlangsungan Kasultanan Mataram Islam yang didirikan oleh Raden Bagus tersebut tidak mencapai satu abad (1587-1677). Karena semasa pemerintahan Amangkurat 1 pada tahun 1645-1677, Trunajaya melakukan pemberontakan terhadap Mataram Islam diwilayah Timur. Sekalipun demikian, nama Mataram Islam tetap tersohor hingga sekarang. Karena masih dapat dilacak melalui beberapa situs peninggalannya baik yang terletak dikawasan Kotagede maupun di Plered.

Pasca runtuhnya Kasultanan Mataram Islam, muncullah kerajaan-kerajaan baru secara berantai. Kerajaan-kerajaan yang merupakan kelanjutan (pecahan) dari Kasultanan Mataram Islam tersebut antara lain; Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar