Rabu, 18 Mei 2011

Tugas Mahluk Kepada Tuhannya.


Ada cerita, beberapa pegawai bekerja pada majikan yang sangat kaya raya. Majikan itu bilang kepada pegawainya; "segala kebutuhan mu, beserta keluargamu semuanya akan Aku jamin dan aku penuhi, yang penting kamu kerja dengan benar dan tidak lalai dengan pekerjaanmu". Nah..., bagaimana dengan pegawai tersebut, yang mendapat jaminan langsung dari majikannya yang segala kebutuhan, bukan hanya kebutuhan Dia pribadi tetapi juga kebutuhan keluarganya dijamin dan dicukupi, asalkan Dia bekerja dengan benar dan tidak lalai akan pekerjaan utamanya.
Pegawai yang pintar, tentu Dia menuruti perintah majikannya. Dia akan berusaha bekerja dengan benar, sesuai dengan tugas- tugas yang diberikan sang majikan. Pikirannya akan terus konsen dengan pekerjaannya tanpa perlu memikirkan yang lain, karena segala kebutuhan dirinya dan keluarganya sudah dijamin sang majikan.
Beda dengan pemikiran pegawai yang kurang pintar, Dia tidak konsen dengan pekerjaannya. Ia masih takut kalau kebutuhan Ia dan keluarganya masih kekurangan, padahal Dia sudah mendapat jaminan dari majikannya yang sangat kaya raya itu. Ahirnya segala tugas pekerjaan yang diberikan sang majikan semuanya menjadi terbengkalai.

Dari cerita diatas bisa kita jadikan perenungan/tafakur, Bagaimana hubungan antara kita dengan Tuhan selama ini. Tuhan Yang Maha Kaya telah menjamin segala kebutuhan kita dan keluarga kita. Apa tugas kita kepada yang telah menjamin, mencukupi kebutuhan/rezeki kita dan keluaga kita???... Tugas kita cuma satu, yaitu beribadah kepadaNya . Cuma itu tugas kita? Ya cuma itu tugas kita sebagai mahlukNya.

Banyak orang yang terlalu sibuk mengejar rezeki di dunia ini, lupa akan tugas utamanya. Menomer duakan ibadah. Lalai sholat,lalai zakat, lalai puasa, dengan alasan yang dibuat-buat. Seperti ngak ada waktu buat Sholat, padahal kita punya waktu 24jam, dan hanya memerlukan waktu paling ngak 5menit untuk sholat, takut hartanya berkurang kalau dipakai zakat, yang wajibnya cuma 2,5%, padahal kita biasa bayar pajak pemerintah paling sedikit 10% dari penghasilan. Takut sakit kalau puasa, padahal justru dengan sering berpuasa kita akan menjadi lebih sehat, dan masih banyak alasan -alasan yang lainnya.

Pikiran seorang hamba yang lalai, selalu bagaimana caranya mengumpulkan rezeki yang banyak agar tidak kekurangan, tanpa memikirkan bagaimana ibadahnya selama ini. Padahal setiap manusia sudah memiliki takaran rezeki masing-masing dari Tuhan Yang Maha kaya. Orang yang memiliki takaran rezeki yang kaya, apakah akan menjadi miskin bila dia Ibadah? karena waktu mencari rezekinya berkurang karena sebagian dipakai Ibadah, tentu saja tidak karena setiap mahluk sudah memiliki rezeki masing-masing. Selama kita masih bernapas, dan nyawa belum berpisah dengan raga kita, Tuhan akan terus memberikan rezekinya kepada kita.
Tidak usah takut, kita tidak akan mendapat rezeki, karena kita diciptakan Tuhan, tentu Tuhan akan bertanggung jawab memberikan rezekinya kepada kita,dan Ia akan membuatkan sebab bagaimana rezeki itu datang kepada kita, yang menurut pemikiran kita tidak mungkin, bagi Ia pasti sangat mudah, Yang penting adalah tugas utama kita kepada Tuhan, yaitu Ibadah, jangan sampai mata hati kita menjadi buta, karena takut akan kekurangan rezeki.

Mencari rezeki tidak dilarang, justru menjadi kewajiban. Tuhan memang sudah menyiapkan rezeki yang indah buat kita, tapi kita harus menjemput rezeki yang telah disiapkan Tuhan buat kita dengan cara bekerja/berikhtiar mencarinya. Tapi sekali lagi jangan lupa tugas seorang mahluk kepada Tuhannya yaitu Ibadah kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar