Minggu, 20 Oktober 2013

Perjalanan Kemasjid Sheikh Zayed

 Dari Al Ruwais perjalanan menuju masjid Agung Seikh Zayed Grand di Abu Dhabi, ibu kota Emirat Arab ditempuh dalam waktu dua jam. Al Ruwais sendiri  merupakan kawasan industri  yang letaknya dua jam dari perbatasan Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia. Disepanjang jalan, deretan pohon kurma dan gurun pasir menghampar  , diselingi beberapa ADNOC gas station atau tempat pengisian bahan bakar. Mendekati perkotaan, barulah bangunan-bangunan tinggi menyapa kami.
Di kejauhan, kubah berlapis emas sangat menarik perhatian, apalagi kubah-kubah itu diterpa sinar matahari, memantulkan cahaya menyilaukan bagi pengguna jalan di sekitar masjid.
 MEGAH DAN INDAH 

Gapura yang menyambut kedatangan pengunjung terlihat tanpa penjaga. Kami langsung memasuki area pakir yang luas dan bernaung puluhan pohon kurma. Masjid indah ini sudah mencuri perhatian siapapun sejak pendangan pertama Di kelilingi rerumputan dan taman berhias bunga aneka warna, Sheikh Zayed Grand Mosque seolah membuat kita terlupa bahwa kita sekarang berada dikawasan padang pasir. Ditambah lagi keberadaan  air mancur yang bergemericik, semakin menambah sejuk suasana. Masjid jauh dari hingar bingar pedagang kaki lima. Abu Dhabi memang sangat mengutamakan kerapian. Para pedagang tidak detempatkan disembarang tempat. Alhasil tidak ditemui seorang pun pedagang kaki lima, meski sekedar menjajakan air minum, disetiap jalan utama negri ini.Beberapa langkah menuju pelataran masjid terlihat tiga penjaga, seorang diantara mereka kemudian menuturkan peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung. Petugas hanya bertugas mengawasi dari luar masjid dan menunjukan pintu masuk buat laki-laki dan perempuan, termasuk mengarahkan turis terutama perempuan untuk memakai kebaya atau jubah yang sudah disediakan. Masjid ini terbuka bagi siapa saja baik muslim maupun non muslim dari berbagai negara. Hanya saja, pengunjung perempuan harus mengenakan pakaian sopan (jubah/kebaya) dan berkerudung. Sebagai peninggalan pendiri sekaligus presiden pertama Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (1918-2004), masjid megah ini menggambarkan  visi sang Presiden. Baginya manusia yang beragam latar belakang,agama, ras,tradisi, dan sebagainya, dapat hidup harmonis dengan toleransi, saling menghargai dan menghormati ini sesuai dengan ajaran nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Dan masjid ini diharapkan menjadi pusat pengetahuan dan kebudayaan yang menyongkong keuniversalan Islam.
 
 Melangkah lebih jauh, semakin semakin terlihatlah keanggunan masjid yang berarsitektur perpaduan Mughlal(Pakistan,India,Bangldesh) dan Mooris (Maroko) ini. Lantai marmer berwarna hijau dan berhias batu semi mulia, tersusun indah membentuk bunga-bunga. Sedangkan dalam ruang utama masjid yang mampu menampung 40 ribu orang, terhampar karpet yang disebut sebagai karpet terluas didunia. Karpet buatan tangan ini dikerjakan oleh 1.200 orang pengrajin karpet di Iran. Decak kagum juga tak hanya sampai, disitu, jika kita menengadah keatas terdapat sebuah lampu gantung kristal terbesar di dunia. Lampu tersebut semakin mewah karena berhias  swaovski dan emas 24 karat, menyamai cahaya membias penuh pesona. Pantaslah jika Sheikh Zayed Grand Mosque dikatakan sebagai masjid terindah kelima di dunia. Dengan luas sebesar lima kali lapangan sepak bola,  masjid ini memiliki empat menara setinggi 350 meter dan 82 kubah beragam ukuran. Sebuah perpustakaan pun tersedia disini. Koleksi buku meliputi berbagai disiplin ilmu,seperti peradaban kaligrafi, seni, serta buku-buku klasik berusia ratusan tahun, dan dalam beragam bahasa, yaitu Arab,Inggris,Prancis,Italia,Spanyol,Jerman,bahkan bahasa Korea.

KESEPIAN 

Berada dalam masjid, saya sangat merasakan kenyamanan dalam beribadah. Sepertinya masjid ini memang didesain agar jamaah bisa shalat dan berdoa dengan khusyuk. Namun, seiring berjalannya waktu dan sesuai dengan tujuan pemerintah menjadikan Emirat Arab sebagai tujuan wisata, masjid ini menjelma menjadi bangunan multi pungsi, yaitu sebagai tempat beribadah dan objek wisata. Semua orang dari berbagai negara dan beragam agama bisa memanjakan matanya dengan kemegahan keindahan Sheikh Zayed Grand Mosque, yang bahkan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Letaknya pun mudah dijangkau, hanya kurang lebih 30 menit berkendara dari bandara Abu Dhabi.
Ditengah megahnya bangunan masjidnya yang memunculkan kekaguman, terselip rasa pilu dalam hati, sudah beberapa kali saya mengunjungi masjid ini pada waktu-waktu shalat, tapi selalu saja saya menemukan masjid ini lengang. Seakan-akan masjid megah ini kesepian karena ditinggal jemaahnya. Sayapun teringat dengan tanda-tanda kiamat, diantaranya padang pasir akan menjadi rumput dan masjid-masjid dibangun dengan dengan megah tapi sepi dari orang-orang yang mendirikan shalat. Dan tanda-tanda itu kini hadir dihadapan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar