Kamis, 17 Oktober 2013

Gaib, Antara Mitos dan Wahyu


Bukan untuk jadi takut, mengkaji
alam gaib
dengan benar, justru berhikmah
tumbuhnya izzah dan keberanian.

Alam raya ,ini memang maha luas. Melihatnya secara pisik saja sudah mengundang decak kagum. Semakin takjub kita ketiga menyadari alam ini ternyata jauh lebih luas dari apa yang bisa kita indra. Kehadiranya tak kasat mata, tapi eksistensinya nyata, ialah alam gaib.

CIRI KETAKWAAN

Abdulah bin Mas'ud ra, mengartikan "gaib" sebagai sesuatu yang Allah ceritakan didalam Al-Qur'an dan sunah. Namun sesuatu itu tak dapat ditangkap oleh panca indra manusia yang sangat terbatas, karena itu Allah  memandu manusia untuk memahami hal gaib itu melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan  tidak ada yang patut diimani dari alam gaib kecuali yang diterangkan oleh keduanya. Al-Qur'an juga menegaskan bahwa keyakinan  pada gaib adalah ciri pertama ketakwaan. Sebagaimana tercantum di awal surat Al-Baqarah ; "kitab(al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib,melaksanakan shalat, menginfakan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka," (QS Al-Baqarah (2):2-3).

Ruang lingkup alam gaib itu juga cukup luas. Hal-hal  gaib yang harus diimani oleh seorang  Muslim  adalah yang tercantum dalam rukun iman gaib mencangkup  pemahaman tentang Tuhan, malaikat, hari kiamat, dan takdir manusia yang melingkupi rezeki,jodoh, dan ajal. Bagaimana dengan  fenomena gaib yang sering terjadi dimasyarakat akibat ganguan jin? mengapa jin tidak termasuk dalam rukun iman? karena percaya kepada adanya jin adalah bagian dari keimanan kita kepada kitab Allah.

MELURUSKAN PEMAHAMAN

Selain pada prilaku kesalahpahaman masyarakat tentang mahluk gaib sudah terjadi di level pemahaman, khususnya kerancuan pengertiaan tentang jin,setan, dan iblis. Kebanyakan orang menganggap bahwa setan adalah mahluk yang menjelma sebagai hantu, kuntilanak, tuyul, dan lain-lain. Padahal setan merupakan sebuah  karakter, sipat. Setan adalah sipat pembangkangan kepada perintah Allah-yang dapat dilakukan jin dan manusia. Seperti yang tercantum dalam surah Al-An'am ayat 112, "Dan demikianlah kami ciptakan musuh dari para nabi yaitu setan dari manusia,dan setan dari kalangan jin". 
Sedangkan jin adalah mahluk Allah yang diciptakan dari api. Seperti manusia iapun punya kewajiban beribadah kepada Allah dengan caranya sendiri. Sebagian dari mereka Muslim sebagian kafir, jin Muslim tidak mengangu manusia. Bila ada manusia yang diganggu jin, bisa dipastikan jin itu kafir atau munafik. Jin kafir suka menipu manusia dengan menjelma menjadi sosok mahluk halus. Mengenai iblis penjelasannya cukup rinci dalam surat Al-Kahfi aya 50;  "Ia adalah golongan jin yang menolak sujud pada Adam as". Iblis hanya satu dan Ia berumur panjang hingga hari kiamat. Ada juga mahluk gaib yang disebut qarin, yaitu jin yang selalalu menyertai seseorang dan ada pada setiap manusia termasuk Rasululah.  Qarin bukan jin pelindung manusia, ia selalu membisikan keburukan, kecuali qarin yang menyertai Rasululah.
Rasullulah bersabda; Tidak seorangpun  dari kalian kecuali telah diwakilkan kepada qarin-nya dari jin. Sahabat bertanya, juga kepada engkau wahai Rusullulah? beliau menjawab juga kepadaku. Namun Allah membantuku, sehingga qarinKu masuk Islam (HR Muslim). 
Saat sebagian manusia asik menistakan diri dengan menjadi sekutu jin, kita lupa sebenarnya ada mahluk gaib yang senantiasa membantu manusia yaitu malaikat kerap kali mengamini doa manusia bahkan mendoakan manusia bila melakukan amal kebaikan tertentu. Malaikat adalah mahluk yang mulia karena selalu taat kepada Allah. Karenanya dido'akan malaikat adalah suatu keutamaan yang luar biasa. Tapi bisakah kita berinteraksi dengan malaikat?  itu tidak bisa dilakukan dan tidak perlu. Mallaikat hanya mengerjakan apa yang diperintahkan Allah tidak lebih tidak kurang. Beriteraksi dengan malaikat juga tidak pernah dicontohkan Rasululah. Bahkan dengan Jibril, Jibrillah yang datang menghampiri Rasululah. Rasullulah tidak pernah minta bantuan kepada Jibril.  Kalaupun ada manusia yang berusaha berhubungan dengan jin dan malaikat itu termasuk perbuatan bid'ah.

MENUMBUHKAN IZZAH

Allah sudah memuliakan manusia dengan menyuruh mahluk langit bersujud kepada Adam as. Tetapi ketika manusia mulai bersekutu dengan jin seketika itu kemuliaan dan amal-amalnya sia-sia. Allah berfirman di surat Al-Jin ayat 6, "Dan sesungguhnya ada beberapa laki-laki dari golongan manusia  yang meminta perlindungan pada beberapa laki-laki dari golongan jin, tapi mereka(jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Sebaliknya, mengimani yang gaib sesuai syariat akan menghindarkan diri dari kesyirikan, menumbuhkan keberanian dan menegakkan kemuliaan manusia. Tak perlu rumit menjalankannya. Islam memberikan perlindungan yag luar biasa agar manusia tidak diganggu jin dengan berbagai do'a pada setiap aktivitas. Berzikir sesuai yang dicontohkan Nabi dan giat beribadah. Menurut Ibnu Tamiyah , "sesungguhnya tauhid yang benar itulah yang akan mengusir dari diri manusia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar