Sabtu, 31 Agustus 2013

Bahagia Itu Sederhana

Sejak dari dulu, manusia telah mencari kebahagian  bahkan hingga ke puncak-puncak gunung paling tinggi di dunia. Pencapaian kebahgian itu sebenarnya tergantung pada cara kita hidup yang kita jalani. Kalau kita tak pernah merasa puas terhadap semua yang telah kita capai atau miliki, kita akan terus terpuruk dalam ketidak bahagiaan. Disinilah kita meletakkan rasa syukur sebagai salah satu tiang pembangun kebahagiaan. Sebetulnya jika  kita  mau membangun kebahagian tidak harus memakan biaya yang mahal atau energi yang berlebihan, sebagai contoh ketika kita bangun tidur lalu tersenyum,itu merupakan bentuk rasa syukur yang paling mudah dilakukan. Sederhana saja bukan?

Lantas mengapa hari ini banyak orang sampai kalang kabut mencari kebahagiaan, hingga nyaris lupa segalanya? Saya curiga , mereka justru merumitkan kebahagiaan itu sendiri dengan definisi yang sangat komleks. Akibatnya mereka tidak pernah bertemu atau menemukan kebahagian itu sendiri dengan definisi yang sangat kompleks. Akibatnya mereka tidak pernah bertemu atau menemukan kebahagiaan tersebut.
Jika seseorang manusia fokus pada rasa bahagia, Ia akan menemukan bahwa kebahagiaan itu justru ada dalam dirinya. Sebenarnya dialah yang menjadi penguasa yang menentukan kebahagiaan seperti apa yang diperlukan oleh hidupnya, dengan kata lainkebahagiaan itu tafsirnya sangat relatif, namun bisa diterjemahkan dalam bentuk yang sederhana.

Untuk bertemu sang kebahagiaan ada beberapa langkah yang harus kita lakukan. Pertama, kita harus betul- betul tau apa yang bisa menyebabkan kita bahagia. Kita harus bisa  menjelaskan kebahagian apa yang cocok buat kita. Kedua, kita harus yakin kebahagiaan yang kita inginkan itu bisa terwujud dengan  cara yang sangat sederhana. Ketiga, kita harus mengekpresikan sesuatu yang membuat kita bahagia.
Saya merasa bahagia dengan  kehidupan saya hari ini, mengapa? karena ada satu persepsi dalam diri saya bahwa keadaan  saya sekarang ini sudah membahagiakan saya. Saya bahagia bukan karena sudah memiliki A atau B, lantas kalau tidak memiliki itu semua saya jadi tidak bahagi. Tidak, bukan itu saya bahagia karena bisa mewujudkan kebahagiaan dengan cara-cara yang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar