Lima hari setelah kematian Khalifah Utsman bin Affan, terjadi kekosongan kepemimpinan. Selama masa itu di Madinah terjadi pergolakan-pergolakan yang seakan tiada ujung. Ali bib Abi Thalib yang didaulat banyak pihak untuk menduduki kursi Khalifah, tidak segera memberikan konfirmasi. Situasi waktu itu sangat mencekam. Bagaimanapun, terbunuhnya Utsman sebenarnya merupakan puncak perseteruan berbagai kepentingan. Termasuk rivalitas antar kabilah, yang sebenarnya sudah mulai tampak sejak terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah pertama hampir 20 tahun sebelumnya. Situasi genting dan penuh konflik itu jelas merepotkan Ali bin Abi Thalib. Ali tidak melihat seorang pun dari Bani Umaiyah tampak di masjid Nabawi ketika Dia sudah di bai'at oleh masyarakat umum sebagai Khalifah keempat, pengganti Ustman. Tapi kemudian Dia teringat pada ucapan Abu Sofyan, pemimpin Bani Umaiyah, ketika usai pembai'atan Abu Bakar,yang mengatakan akan membela dirinya jika kekhlifahan berada diluar Bani Hasyim.
Secara Terbuka
Ali sendiri sebenarnya tidak begitu tertarik untuk menjadi Khalifah. Dia teringat pada larangan Rasullulah SAW agar tidak meminta jabatan. Tetapi saat itu mereka kaum muslimin, yang meminta, bahkan mendesaknya. Untuk memikul tugas dan tanggung jawab itu, dan Dia sudah tidak dapat mengelak lagi. Ya, saat sejak Khalifah Ustman terbunuh oleh Al-Ghafqi, dengan sebatang besi sehingga darahnya membasahi Al-quran yang tengah dibacanya, Ali adalah satu-satunya orang yang pantas memikul tanggung jawab sebagai Khalifah. Reputasi, kealimannya dan masa lalunya tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak khalayak ramai tahu persis bahwa, dalam soal pertalian darah Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang dekat Rasullulah SAW. Dia sepupu Nabi, sejak kecil sudahbersama-sama beliau. Dia juga muslim pertama dikalangan pemuda dan dikalangan Bani Hasyim. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, Dia diserahi tugas untuk mengurusi barang-barang Rasullulah yang ditinggalkan di Makkah. Ali adalah anggota keluarga yang sehari hari mendampingi Rasullulah, Dia juga sebagai penulis wahyu dan ahirnya menjadi menantu Rasullulah, mempersunting Fatimah binti Muhamad. Ali lah yang mengurus Rasullah ketika sakit sampai beliau wapat, memandikan jenajah suci itu.
Sudah Membayangkan
Tindakan pertama Ali setelah memegan jabattan Khalifah adalah mengamankan Madinah dari tangan-tangan kotor yang ingin mengacaukan persatuan umat Islam. Dia menyuruh pulang para delegasi dari Basrah,kufah, danMesir, yang sangat marah besar kepada Marwan bin Hakam yang dituduh menjadi biang kerok kekisruhan suasana, padahal Dia adalah orang kepercayaan Khalifah Utsman. Begitu juga orang-orang Badul yang berdatangan ke Madinah.
Ketika itu Madinah sudah dibanjiri oleh para delegasi dari negara-negara wilayah kekuasaan Islam yang paling jauh (Mesir,Kufah,dan Basrani) lantaran tindakan para gubenurnya sewenang-wenang hingga menyakitkan rakyatnya. Mereka ingin mengadukan hal itu kepada Khlifah Ustman. Untuk itu mereka datang ke Madinah dengan rombongan besar dan bersenjata. Sehingga madinah seperti akan meledak yang diakibatkan oleh peperangan yang diakibatkan oleh perasaan sakit hati yang tiada tara.
Ali, yang kewibawaanya masih dipandang membujuk Khalifah agar menuruti tuntutan mereka, yaitu memecat para gubenur yang dikeluhkan oleh para delegasi tersebut. Tapi karena berada dalam situasi yang rumit dan terpengaruh orang-orang terdekatnya, termasuk juru tulisnya Marwan bin Hamkam, sehingga Marwan leluasa memancing diair keruh. Khalifah Ustman tidak mengambil keputusan apa-apapun. Akibatnya ketidak puasan terjadi dimana-mana.
Dalam situasi itulah rumah Ustman dikepung dan terkurung didalamnya.Dan ketika Al Ghafiqi membunuhNya tidak ada yang melindunginya lagi.
Beberapa hari setelah di bai'at Khalifah Ali menyampaikan khutbah didepan jemaah kaum muslimin, "Tunaikanlah kewajiban yang telah ditetapkan Allah SWT,karena hal itulah yang akan mengantarkan kalian ke surga. Orang Islam adalah orang yang lidah dan tangannya tidak menyerang orang lain, kecuali atas kebenaran yang diizinkan Allah SWT. Utamakanlah kemaslahatan umum. Bila kalian melihat kebajikan ambillah, tapi bila kalian melihat keburukan, tinggalkanlah" ujar Khalifah Ali deengan lantang. Dia juga mengingatkan umat Islam pada ayat 26 surah Al -Anfal, yang maknanya, " dan hendaklah kalian ingat ketika kalian masih berjumlah sedikit lagi tertindas dimuka bumi, dan selalu akan ketakutan akan diculik(sewaktu-waktu) oleh orang lain (yakni kaum musrikin), kemudian Allah SWT memberi tempat pemukiman (Madinah), lalu dengan pertolongan Allah kalian menjadi kuat dan diberikan rizqi yang baik-baik, agar kalian senantiasa bersyukur.
Dengan mengemban jabatan Khlifah, tanggung jawab dipundak Ali, yang sudah berusia lebih 70 tahun, terasa semakin berat. Dia sudah membayangkan hal yang oleh sebagian besar kaum muslimin tidak disadari. Yakni masalah kematian Ustman bin Affan, yang terus membayangi pemerintahannya yang cukup panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar