Semakin tinggi tingkat kesadaran manusia,menuntut tanggung jawab yang lebih besar pula. Karena semakin tinggi tingkat kesadaran berarti seseorang semakin memilii kemampuan lebih, serta dapat melakukan apa saja. Celakanya, jika kesadaran tinggi jatuh dalam penguasaan negatif. Sehingga manusia bukan melakukan sesuatu yang kosntruktif bagi alam semesta (rahmat bagi alam), sebaliknya melakukan perbuatan yang destruktif (laknat kepada alam).Sementara tanggung jawab manusia adalah menjaga harmonisasi alam, dengan melakukan sinergi antar jagad kecil (diri) dengan jagad besar (alam semesta) dengan kata-kata lain berbuat sesuai dengan rumus-rumus (kodrat) Tuhan. Sebagai contoh kita mengakui bahwa tuhan itu maha Pengasih, maka kita harus welas asih kepada sesama. Jika kita yakin Tuhan maha pemurah dan penolong, maka kita tidak boleh pelit dalam membantu sesama. Demikian seterusnya, sehingga perbuatan kita menjadi berkah untuk lingkungan sekitar, untuk alam semesta beserta isinya.
Proses perkembangan manusia adi kodrati menuju hukum/rumus alam yang paling dominan yakni "PRINSIP KESEIMBANGAN" (harmonisasi) alam semesta. penentangan rumus/kodrat Tuhan tersebut adalah sebuah malapetaka besar bagi kehidupan manusia yakni kehancuran peradaban bahkan kehancuran bumi. Dalam terminologi jawa, tanggung jawab atas dicapainya kualitas kesadaran manusia, tampak dalam pesan-pesan arif nan bijaksana untuk meredam nafsu. Misalnya:ngono yo ngono ning ojo ngono (jangan berlebihan atau lepas kendali), aja dumeh (jangan mentang-mentang), serta menjaga sikap eling lan waspada.
Memahami kesadaran tidaklah mudah, karena bekalnya adalah kesadaran pula. Sebagaimana digambarkan dalam filosofi Jawa dalam bentuk saloka: ngawa latu adadamar...membawa api untuk mencari api. Hal itu menjadi problematika tersendiri. Umpama tamsil..;kalau kepingin makan untuk mengisi perutmu, syaratnya perutmu harus kenyang dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar