Rabu, 30 Oktober 2013
Syeikh Maulana Jumaidil Kubra
Menurut The History of Java yang mencatat kisah-kisah legenda Gresik menyebutkan Syeikh Maulana Jumaidil Kubra adalah seorang pembimbing wali yang pertama. Raden Rahmat yang kelak menjadi sunan Ampel, pertama-tama datang dari Champa ke Palembang, dan kemudian meneruskan perjalanannya ke Majapahit. Mula-mula Raden Rahmat ke Gresik,dan mengunjungi seorang ahli ibadah yang tinggal digunung Jali, bernama Syeikh Maulana Jumadil Kubra. Sheikh Maulana Jumadil Kubra kemudian menyatakan bahwa kedatangannya sudah diramalkan oleh nabi. Bahwa keruntuhan agama kafir telah dekat. Dan Raden Rahmat dipilih untuk mendakwahkan ajaran Islam di pelabuhan timur pulau Jawa.
Sheikh Juamadil Kubra adalah saudara sepupu Sunan Ampel yang hidup sebagai pertapa disebuah hutan di dekat Gresik.
Keberadaan Syeikh Jumadil Kubra sebagai pertapa, didapati pula dalam cerita tutur bersipat legendaris yang tersebar disekitar lereng gunung merapi diutara Jogyakarta. Dalam cerita ini Syeikh Jumadil Kubra diyakini sebagai wali tertua dari Majapahit,yang hidup bertapa dilereng gunung merapi. Syeikh Jumadil Kubra juga diyakini sebagai penasehat Sultan Agung.
Sementara itu menurut tradisi para sayyid asal Hadramaut yang datang ke Indonesia pada ahir abad-ke 18, Para wali termasuk Syeikh Jumadil Kubra yang meng Islamkan Jawa dan wilayah-wilayah lain di Asia Tenggara adalah keturunan Sayyid. Tokoh yang dianggap sebagai leluhur mereka itu bernama Jamaludin Husain al-Akbar.
Didalam kronika Banten, Syeikh Jumadil Kubra digambarkan sebagai seorang nenek moyang Sunan Gunung Jati. Dikisahkan bahwa salah seorang putra Syaikh Jumadil Kubra yang bernama Ali Nurul Alam tinggal diMesir. Ali Nurul Alam berputra Syarif Hidayahtulah kelak menjadi Sunan Gunung Jati. Sementara itu menurut babad tanah Tjirebon, tokoh Syeikh Jumadil Kubra dianggap sebagai leluhur Sunan Gunung Jati,dan wali-wali lain seperti Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Sunan Kalijaga.
Sedangkan menurut kronika Gresik, Syeikh Jumail Kubra memiliki hubungan darah dengan Sunan Ampel dan tinggal di Gresik. Putra Syeikh Jumadil Kubra yang bernama Maulana Ishaq dikirim ke Blambangan untuk melakukan Islaminasi disana. Maulana Ishaq adalah ayah dari Sunan Giri. Jadi Syeikh Jumadil Kubra menurut versi ini adalah kakak dari Sunan Giri.
Manakah kisah yang lebih autentik antara sumber-sumber babad lokal dengan cerita tradisi yang disampaikan para Sayyid.
Sesuai dengan kisah keberadaannya yang simpang siur dalam banyak versi, makamnya juga juga diyakini berada diberbagai tempat. Ada yang menyakini kalau makam beliau berada dibukit Bergota Semarang. Masyarakat setempat menyakini kalau makam tua yang terletak diantara tambak dan daerah Terbaya, adalah makam Syeikh Jumadil Kubra.
Didaerah lereng gunung Merapi tepatnya di desa Turgu dikaki gunung Kawastu, terdapat makam keramat yang diyakini sebagai makam Syaikh Jumadil Kubra. Dan, satu-satunya makam yang diyakini umum kuburan Syaikh Jumadil Kubra adalah yang terletak dikompleks makam Tralaya di kabupaten Mojokerto.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar