Cungkup Makam Ki Kebo Kenongo (Ki Ageng Pengging) Murid Syaikh Siti Jenar
Makam Syaikh Siti Jenar di Cirebon
Gerbang Massjid Panjunan, peninggalan Pangeran Panjunan murid syaikh Siti Jenar
Mihrab Masjid Cipta Rasa Cirebon, Menurut Histrograpfi Cirebon, disini tempat Syaikh Siti Jenar diadili
Sekilas Tentang Syaikh Siti Jenar
Syaikh Siti Jenar adalah putra Datuk Sholeh, seorang ulama asal Malaka. Syaikh Siti Jenar dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang memiliki pandangan kontraversial dizamannya. Syaikh Siti Jenar dikenal sebagai penyebar ajaran Sasahidan yang berpijak pada konsep manunggaling kawulo Gusti. Syaikh Siti Jenar diketahui sebagai penggagas gagasan komunitas baru dengan mengubah konsep feodalistik kawulo (hamba, budak) menjadi egaliter melalui pembukaan hunian-hunian baru yang disebut Lembah Abang. Kemunculan komunitas Lembah Abaang yang di nisbatkan kepada Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lembah Abang kemudian berkembang menjadi Varian Abangan.
Berbeda dengan makam Wali Songo yang jelas letak bangunannya beserta kisah-kisahnya. Makam Syaikh Siti Jenar secara tepat belum dipastikan dimana keberadaannya. Sebagian masyarakat menganggap makam Syaikh Siti Jenar terletak di kompleks pemakaman Kemlaten di kota Cirebon. Sebagian lagi menganggap makamnya berada di bukit Amparan Jati tak jauh dari makam Syaikh Datuk Kahfi. Penduduk Jepara menyakini bahwa makam Syaikh Siti Jenar terletak di desa Lemah Abang Jepara. Sedangkan menurut penduduk Mantingan dan Tuban, makamnya terletak di daerah mereka. Sementara menurut penganut Tarekat Akmaliyah, yaitu tarekat yang dibangakan kepada Syaikh Siti Jenar, makamnya dinyatakan hilang karena sesuai wasiat yang bersangkutan kepada para pengikutnya, kuburnya kelak jangan diberi tanda supaya tidak menjadi tempat penziarahan.
Asal-usul dan Nasab Syaikh Siti Jenar
Bernama Syaikh Datuk Abdul Jalil yang masyhur dikenal dengan nama Syaikh Lemah Abang,Syaikh Jabarantas,Syaikh Sitibirit, Pangeran Kajenar, atau yang termasur Syaikh Siti Jenar.
Menurut babad Demak dan babad tanah Djawi, asal usuk Syaikh Siti Jenar adalah seekor cacing yang berubah menjadi manusia setelah mendengar wejangan rahasia Sunan Bonang kepada Sunan Kalijaga. Mengutip tulisan tangan milik Raden Ngabehi Soeradipoera Syaikh Siti Jenar sejatinya adalah Syaikh Abdul Jalil putra Sunan Gunung Jati. Menurut naskah Wangsakertan Cirebon, tokoh yang bernama Syaikh Lemah Abang ini lahir di Malaka dengan nama Abdul Jalil, Ia putra Syaikh Datuk Shaleh. Naskah Wangsakertan yang lain menyebutkan bahwa sisilah Syaikh Lemah Abang yang bernama pribadi Syaikh Datuk Abdul Jalil itu berujung pada Nabi Muhamad Saw. turun melalui Fatimah dan Ali bin Abi Thalib,turun ke Husen, terus ke Ali Zaenal Abidin, turun ke Zakfar Shadiq, hingga ke Maulana Abdul Malik yang tinggal di Bharata Nagari.
Dakwah Syaikh Siti Jenar
Menurut naskah Nagara Kretabhuni, dakwah Syaikh Siti Jenar sangat cepat berkembang diikuti banyak murid-murid yang berkedudukan tinggi telah membuat Sultan Demak (Trenggana) marah. Terutama karena Syaikh Lemah Abang telah mendukung muridnya Ki Kebo Kenongo, mendirikan kerajaan Pengging. Sultan Demak marah, dan memerintahkan Sunan Kudus untuk membinasakan Pengging. Perlawanan Pengging dapat dilumpuhkan dan Ki Kebo Kenongo dibunuh Sunan Kudus,sementara itu Syaikh Lemah Abang berhasil lolos dan kembali ke Cirebon Girang.
imi
Akibat ajaran Syaikh Siti Jenar yang dianggap menyimpang, maka dijatuhi hukuman mati oleh dewan Wali Songo. Dalam babad Tjirebon Syaikh Lemah Abang dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Kudus. Sementara menurut serat siti Djenar(1922), diungkapkan Syaikh Lemah Abang dihukum mati bukan karena ajarannya yang menyimpang, tetapi karena kesalahannya mengajarkan ajaran rahasia kepada masyarakat umum secara terbuka.
Para Wali tak menemukan kesalahan dalam ajaran Sasahidan yang diajarkan Syaikh Lemah Abang. Dasar ajaran tersebut berkaitan dengan ajaran tasawuf al-Hallaj dan Ibnu Araby, yaitu ajaran yang didasarkan pada keyakinan bahwa didalam diri manusia sebagai ciptaan(haqq). Ajaran ini didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa Allah telah meniupkan (nafakhtu) sebagai ruh-Nya(ruh),kedalam diri manusia pertama (Adam) yang dicipta dari tanah ( Qs,Shad,38;72).
Ruh Ilahi di dalam diri Adam itulah dalam Taswawuf,yang diajarkan Syaikh Lemah Abang disebut sebagai Ruh-al-Haqq, yang menjadi penyebab seluruh malaikat bersujud kepada Adam. Dalam hadis Qudsy disebutkan bahwa Allah Swt berfirman; "aku tidak mungkin berada di langit dan bumi-Ku, tetapi Aku bisa berada di dalam qalbu hamba-Ku yang beriman".
siti djenar
BalasHapussejatining niti laku Djawi dadine idjen nanging kawentar...
pribadi yang bersahabat dengan penciptanya.......
ilmi Djawi ahlinya...