Makam Sunan Kalijaga terletak ditengah kompleks pemakaman desa Kadilangu yang dilingkari dinding dengan pintu gerbang makam. Area makam Sunan Kalijaga masih didalam Kota Demak, kira-kira berjarak sekitar 3Km dari Masjid Agung Demak. Seperti makam Wali Songgo umumnya, makam Sunan Kalijaga berada didalam bangunan cungkup berdinding tembok dengan hiasan dinding terbuat dari kayu berukir.
Asal-usul dan Nasab Sunan Kalijaga
Raden Sahid yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung wilatika Bupati Tuban. Selain Raden Sahid , Sunan Kalijaga dikenal dengan sejumlah nama lain, yaitu; Syaikh Malaya,Lokajaya, Raden Abdurahman, Pangeran Tuban, dan Ki Dalang Sida Brangti. Nama- tersebut memiliki kaitan erat dengan sejarah perjalanan hidup tokoh Wali Songo ini sejak bernama Sahid, Lokajaya, hingga Sunan Kalijaga.
Menurud Babad Tuban, sisilah Sunan Kalijaga dikemukakan sebagai berikut;
Abdul Muthalib berputra Abbas, berputra Abdul Wakhid, berputra Mudzakir, berputra Abdulah, berputra Kharmia, berputra Mubarak, berputra Abdulah, berputra Madhhra'uf, berputra Arifin, berputra Hasanudin, berputra Jamal, berputra Akhmad, berputra Abdulah, berputra Abbas, berputra Kourames, berputra Abdurrahim (Aria Teja, Bupati Tuban), berputra Teja Laku( Bupati Majapahit), berputra Lembu Kusuma (Bupati Tuban), Berputra Temenggung Wilatika (Bupati Tuban), berputra Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).
Menurut Babad Tuban bahwa Aria Teja I (Abdurahman) adalah orang Arab, yang memiliki sisilah hingga Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhamad .
KISAH awal tokoh yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga ini dimulai dengan kisah mudanya yang diliputi kenakalan, yang samapai diusir oleh orangtuannya yang malu dengan kelakuan putranya. Namun dengan diusir bukan membuat menjadi baik, malah semakin nakal dengan menjadi perampok yang membuat kerusuhan di hutan Jatisari, dan membuat semua orang ketakutan. Raden Sahid dikenal dengan sebutan Lokajaya. Gelar Loka Jaya sendiri berarti penguasa wilayah, karena Loka berarti tempat/wilayah, dan Jaya berati menang/menguwasai. Namun atas dakwah Sunan Bonang, yang saat dirampok Lokajaya mampu menunjukan kesaktiannya mengubah buah aren menjadi emas, Raden Sahid bertobat dan berusaha keras menjadi agung yang mulia, yang bahkan ahirnya menjadi salah seorang anggota Wali Songo.
Gerakan Dakwah Sunan Kalijaga
Babad Demak, menuturkan bahwa Raden Sahid mengawali dakwah di Cerebon, tepatnya di desa Kalijaga, untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanutukan. Sunan Kalijaga tinggal beberapa tahun di desa Kalijaga dengan mula-mula menyamar sebagai sebagai pembersih Masjid Sang Cipta Rasa. Dimasjid itulah Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati yang kemudian menikahkannya dengan adiknya yang bernama Siti Zaenab. Dari pernikahan dengan Siti Zaenab Sunan Kalijaga memiliki satu putra yang bernama Watiswari, dan seorang putri yang bernama Ratu Champaka.
Dalam menjalankan dakwah Sunan Kalijaga dikenal suka menyamar dan bertindak menampilkan kelemahan diri untuk menyembunyikan kelebihan yang dimilikinya. Seperti wali-wali yang lain dalam berdakwah Sunan Kalijaga sering mengenalkan Islam kepada penduduk lewat pertunjukan wayang yang sangat digemari masyarakat yang masih menganut kepercayaan agama lama. Dengan kemampuanya yang menajubkan sebagai dalang yang ahli memainkan wayang, Sunan Kalijaga yang berdakwah di Jawa bagian barat dikenal penduduk dengan beberapa nama samaran. Didaerah Pajajaran Sunan Kalijaga dikenal dengan nama Ki Dalang Sida Brangti, di daerah Tegal dikenal dengan nama Ki Dalang Bengkok, di dareah Pubalingga dikenal dengan nama Ki Dalang Kumendung, sedangkan di Majapahit dikenal dengan Ki Unehan.
Diantara wali Songo Sunan Kalijaga dikenal sebagai Wali yang paling luas cangkupan dakwahnya dan paling besar pengaruhnya dikalangan masyarakatnya. Sebab selain berdakwah dengan cara berkeliling dari satu tempat ketempat lain, sebagai dalang, pengubah tembang, tukang dongeng keliling,penari topeng, perancang pakaian,perancang alat-alat pertanian, penasihat Sultan dan pelindung rohani kepala-kepala daerah, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai guru rohani yang mengajarkan tarekat Syathariyah dari Sunan Bonang, sekaligus tarekat Akmaliyah dari Syaikh Siti Jenar, yang saat ini masih diamalkan oleh para pengikutnya diberbagai tempat di nusantara.
Sunan Kalijaga mengalami beberapa perubahan masa kepemimpinan, sejak jaman Majapahit ahir,Demak, Pajang, hingga masa awal Mataram. Sunan Kalijaga dianggap sebagai pelindung kerajaan Mataram. Putra Sunan Kaliajaga yang bernama Sunan Adi, menjadi penasihat rohani penguasa Mataram awal Panembahan Senopati. Dewasa ini, didaerah pedalaman Jawa, keberadaan Sunan Kalijaga menjadi kiblat panutan dari masyarakat muslim tradisional yang memuliakan tidak saja makamnya, melainkan juga warisan nilai-nilai seni budaya dan ajaran rohani(tarekat) yang ditinggalkannya.
JADI TERINGAT PAS WAKTU ZIARAH NIH MAS, MAKASIH SHARINGNYA, SALAM KENAL YA,JANGAN LUPA MAMPIR
BalasHapusklikoffice.co.id belanja online peralatan dan perlengkapan kantor
dvdkomputer.com pusat dvd komputer terlengkap