Sabtu, 23 Agustus 2014
SUNAN GIRI (PRABU SATMATA)
Sunan Giri Putra Syaikh Maulana Ishak adalah tokoh Wali Songo yang berkedudukan sebagai raja sekaligus guru suci (pandhita ratu). Ia memiliki peran penting dalam pengembangan dakwah Islam di Nusantara dengan memanfaatkan kekuasaan dan jalur perniagaan. Sebagaimana guru sekaligus mertuanya, Sunan Ampel, Sunan Giri mengembangkan pendidikan dengan menerima murid-murid dari berbagai daerah di Nusantara.
Sejarah mencatat, jejak dan dakwah Sunan Giri beserta keturunannya mencapai daerah Banjar, Matapura, Pasir, dan Kutai di Kalimantan, Boton, dan Gowa di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, bahkan Kepulauan Maluku.
Pintu masuk ke cungkup makam Sunan Giri yang cukup pendek sehingga penziarah harus membungkuk untuk memasukinya
Makam Sunan Giri yang bergelar Prabu Satmata ini, makamnya terletak di sebuah bukit di dusun Kedhaton, desa Giri Gajah, kecamatan Kebomas, kabupaten Gresik. Kompleks makam ini berupa dataran bertingkat tiga dengan bagian belakang yang paling tinggi. Pintu gerbang masuk kearea pemakaman pada tingkàt pertama ini ditandai gapura berbentuk candi Bentar dengan undak-undakan berperipih hiasan naga dikanan dan kirinya yang merupakan candra sengkala Naga Loro Warnaning Padha yang menunjukan angka tahun 1438 saka (1506 Masehi), yaitu tahun dibangunnya pintu gerbang tersebut. Untuk masuk kearea tingkat kedua terdapat pintu gerbang candi Bentar kedua yang sama dengan pintu candi Bentar pertama. Pada area tingkat ketiga terdàpàt pintu gerbang berbentuk paduraksa. Di area ketiga ini terletak sebuah cungkup (bangunan kuburan) yang berisi makam Sunan Giri beserta istri.
Candi Bentar di makam Sunan Giri ini dibuat dari batu gamping dengan tesktur yang sangat menarik
Patung naga bermahkota dengan mulut menganga yang menjaga di depan candi Bentar makam Sunan Giri
Bangunan masjid diatas situs Giri Kedaton
Kolam wudhu kono peninggakan Sunan Giti fi ditus Giri Kedaton
Kapi Menda : salah satu tokoh wayang yang ficiptakan Sunan Giri
DAKWAH SUNAN GIRI
Salah satu bidang dakwah Sunan Giri adalah pendidikan. Dalam usaha bidang dakwah lewat pendidikan, Sunan Giri tidak sekedar mengembangkan sistem pesantren yang diikuti santri-santri dari berbagai daerah mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Makasar, Tidore, Sumatra, lombok,Sumbawa, dan Hitu, melainkan mengembangkan pula sistem pendidikan masyarakat terbuka dengan meciptakan berbagai jenis permainan anak-anak seperti Jelungan,Jamuran, Gendi Gerit, dan tembang-tembang permainan anak-anak seperti Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan Cublak-Cublak Suweng. Bahkan Sunan Giri diketahui mencipta beberapa tembang tengahan dengan metrum Asmaradhana dan Pucung yang sangat digemari masyarakat karena berisi rohani yang tinggi.
Sunan Giri tidak segan mendatangi masyarakat dan menyampaikan ajaran Islam dibawah empat mata. Setelah keadaan memungkinkan, dikumpulkanlah masyarakat sekitarnya dengan keramaian , misalnya selamatan, dan upacara-upacara, lalu dimasukanlah ajaran Islam, sehingga suasana lingkungan lambat laun dengan cara-cara yang lunak mengikuti ajaran Islam, yang diterima sebagai kewajaran.
Puncak kejayaan Sunan Giri ditandai dengan naiknya cucu Sunan Giri bernama pangeran Pratikha yang masyur disebut Sunan Giri Prapen. Sebab saat itu tidak sekedar memperbaiki dan memperbesar kedhaton dan masjid Giri serta makam Prabu Samata, dakwah Islam pun dikembangkan sampai ke Kutai, Gowa, Sumbawa, Bima, bahkan Maluku. Meski tindakan besar dakwah dilakukan Sunan Giri Prapen, keagungan, kehormatan, kemuliaan dan kewibawaan rohani, tetap diberikan kepada Sunan Giri Prabu Satmata yang sampai saat ini makamnya dijadikan tempat penziarahan umat Islam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar