Kamis, 03 Juli 2014
Asosiasi Ponpes NU : Santri Tak Akan Mudah Terprovokasi
Wakil ketua Asosiasi Pesantern Nadlatul Ulama Indonesia (Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nadlatul Ulama/ RMI NU) KH Fathurrozi, atau yang sering disebut Gus Fahrur meminta polemik Hari Santri dan kritik Fahri Hamzah terkait hal itu tidak dibesar-besarkan.
Sebelumnya calon presiden Joko Widodo menyatakan bila terpilih akan menjadikan 1 Muharam adalah hari santri Nasional. Kometmen itu disampaikan Joko Widodo ketika ketika mengunjungi ponpes Babusalam, Banjarejo,Malang, Jawa Timur.
Gus Fahrur juga mengingatkan para santri agar tidak terprovokasi dan diadu domba pihak tertentu yamg punya kepentingan politik pragmatis.
Dia mengaku tidak merasa dilecehkan atau terpancing dengan tweet Fahri Hamzah. Sebab itu dianggap sebagai komoditas elet politik dan tidak ada gunanya bagi kesejahtraan ponpes. Lagi pula ide hari santri itu ide lama, bukan ide orisinil Joko Widodo.
"Itu idenya Gus Thoriq, pimpinan ponpes Babussalam, Banjarejo, Malang. Joko Widodo tidak paham soal ponpes, tahu-tahu meneken setuju hari santri itu" ujarnya.
Menurutnya, penentuan 1 Muharam sebagai hari santri bukan suatu yang krusial dan tidak ada urgensinya. Sebab 1 Muharam sudah merupakan hari besar, yakni Tahun Baru Islam.
Dia menambahkan keinginan menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri justru berpontesi mengecilkan nilai 1 Muharam itu sendiri. Sebab di kultur NU sendiri selalu mendahulukan kepentingan yang lebih besar dibandingkan kepentingan khusus yang eksklusif.
Yang penting sekarang adalah perhatian pemerintah kepada ponpes dari pada meributkan hari santri. Kemudian lulusan pesantren diakui pemerintah dan didayagunakan disegala lini. Pembangunan ponpes ditingkatkan seperti pemerintah membangun Universitas Negri.
viva.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar