Pertama, ini soal ibadah seseorang, niatan itu antara orang dengan Allah SWT. Yang jelas umroh dibulan Rahmadhan memang disunahkan. Kita tidak perlu mengukur atau menghukumi ikhlas atau tidaknya seseorang.
Jadi sekarang ada yang ngomong ikhlas itu urusan Jokowi dengan Allah SWT. Dan umroh tetaplah sebuah kebaikan. Maka nanti kalau ada relawan PKS yang bantu2 bencana diseluruh Indonesia ya tidak perlu juga menuduh soal ke ikhlasan, karena menolong orang dalam bencana juga kebaikan.
Kedua, soal umroh kok cuma 3 hari? Bisa saja secara teknis, karena proses umroh paling 2-3 jam saja, dengan penerbangan 10 jam. Memang umroh 3 hari membutuhkan kesiapan fisik yang luar biasa, semoga pak Jokowi sehat.
Itu secara teknis, tapi secara filosifis dan realitis umroh 3 hari itu tidak mungkin bagi kita, karena kita rakyat biasa.
Ketiga, soal pakaian ihram Jokowi yang terbalik. Yang penting sekarang adalah saling jujur saja. Jujur yang pertama pihak yang membela harusnya jujur saja kalau emang pakaian ihram Jokowi memang terbalik dan tak sesuai sunahnya. Jujur saja karena foto itu ada dan dikeluarlan Metro TV, namun kemudian dihapus. Tak perlu diedit dan disebutkan fakta, lalu menuduh yang lainnya fitnah.
Dan jujur yang kedua, pada kesempatan lain pak Jokowi sudah membenarkan pakaian ihramnya. Dan Alhamdulilah kesalahan ihramnya sudah ada yang mengingatkan. Dan setiap orang bisa saja lupa atau tidak tahu dalam hal tersebut.
Tetahir semoga umroh Jokowi mabrur, dan beliau pulang mampu menyejukan hati para pendukung2nya yang mulai memanas karena diprovokasi pasangannya yang mengatakan; "hanya kecurangan yang bisa mengalahkan kita".
suaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar