Ziarah kubur merupakan sunnah, dimana nabi Muhammad SAW memerintahkannya dan melakukannnya. Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu'anhu berkata, Rasullulah bersabda:
" Dahulu saya pernah melarang ziarah kubur, maka (sekarang) ziarahlah." HR. Muslim, karena ia mengingat akhirat.
Ziarah bukan saja bertujuan untuk mendoakan dan merawat makam para leluhur yang kita kunjungi. Lebih dari itu, kedatangan kita kemakam leluhur tak ubahnya kita menghadap kepada sesepuh yang kita hormati untuk menghaturkan sembah bakti kita kepada beliau-beliau yang telah hidup dalam kehidupan abadi. Beberapa waktu yang lalu saya melakukan "laku prihatin" untuk jiarah keberapa makam leluhur.
Perjalanan ziarah pertama diawali ke makam orang tua saya, yang terletak di Alkah keluarga Al-Muchtar di kab. Balangan Kalsel. Terdapat mampaat timbal balik dalam melakukan ziarah kemakam orang tua. Disatu sisi, orang tua yang telah tiada bisa merasakan kebahagiaan dengan hadirnya anak-anak tercinta di makamnya, disisi lain, anak-anak dapat meneruskan baktinya kepada orang tua hanya dengan melakukan ziarah kubur dan mendoakannya.
* Makam kedua orang tua yang terletak di Alkah keluarga Al-Muchtar*
Setelah dari makam kedua orang tua, tujuan ziarah berikutnya adalah makam Datu Sanggul. Makam beliau terletak di desa Tatakan kabupaten Tapin Kalsel, sekitar 500 meter dari pinggir jalan provinsi. Komleks makam beliau dijadikan Benda Cagar Budaya yang dilindungi.
Para wali ditanah Banjar dimasa lalu sering diberi gelar Datu (gelar kehormatan di Malaysia). Misalnya Datu Sanggul, Datu Suban, Datu Klampayan.
Datu Sanggul merupakan gelar kehormatan seorang wali Allah ditanah Banjar. Nama asli beliau adalah Abdus Shamad yang berasal dari Palembang dan hidup pada abad 18 Masehi.
Selagi muda Abdus Shamad gemar menuntut ilmu agama Islam. Setelah merantau keberbagai negri diseberang lautan, ahirnya sampailah beliau ke Muning, di kabupaten Tapin, Kalsel. Disana beliau menuntut ilmu dengan seorang wali yang bernama Datu Suban. Ketaatan dan kepatuhannya Abdus Shamad membuatnya menjadi murid kesayangan Datu Suban. Berbagai ilmu agama dipelajarinya, hingga ahirnya Abdus Shamad menjadi seorang wali ditanah Banjar yang memiliki kharamah luar biasa dan diberi gelar Datu Sanggul.
Setiap hari banyak penjiarah yang berkunjung7 ke makam Datu Sanggul. Mereka tidak hanya datang dari kabupaten Tapin Kalsel saja, tetapi juga dari Kalteng,Kalbar, Kaltim, bahkan ada yang datang dari Malasyia, dan Brunei Darusalam.
* Makam Datu Sanggul (Abdus Shamad) yang terletak di desa Tatakan, Tapin *
Dari makam Datu Sanggul kita lanjut ke Makam Datu Nuraya. Makam Datu Nuraya merupakan makam panjang, bahkan mungkin makam terpanjang didunia (63meter) , dan haulannya (peringatan tahunan ) adalah pada tanggal 14 Dzulhijah. Makam ini terletak di desa Munggu Tayuh Tatakan, Tapin Kalsel.
Menurut riwayat, beliau bernama asli Abdur Ra'uf, seorang habib yang berasal dari Syiria yang datang pada hari raya menemui Datu Suban, untuk menyerahkan kitab yang bernama Nyawa Alam yang kemudian hari terkenal dengan nama kitab Barencong. Selesai menyerahkan kitab tersebut beliau meninggal dunia dan dimakamkan di tempat dimana beliau meninggal tersebut. Karena badan beliau yang tinggi dan besar, maka menguburkannya dibuat lobang yang yang panjang dan besar sesuai dengan badan beliau. Banyak penjiarah yang datang kemakam beliau, tidak hanya penduduk lokal, tapi banyak juga dari luar negri seperti Malasyia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Syiria, Ingris,India.
* Makam Datu Nuraya (Abdul Rau'uf), di desa Munggu Tayuh Tatakan, Tapin*
Tujuan berikutnya adalah makam seorang wali Allah Syekh Muhamad Arsyad al- Banjari. Beliau lahir di lok Gabang,17 Maret 1770, meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812, pada umur 102 tahun. Beliau adalah ulama fikih mazhab Syafi'i yang berasal dari kota Matapura di Tanah Banjar (kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan. Beliau hidup pada masa 1122-1227 hijriyah. Beliau mendapat julukan Datu Kelampaian. Beliau adalah pengarang kitab Sabilal Muhtadin, yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara.
* Makam Syekh Muhamad Arsyad al-Banjari, di Dalam Pagar Matapura *
Masih di dalam pagar Matapura, jiarah dilanjutkan kemakam KH. Muhammad Zainal Ilmi Al-Banjari. Beliau lebih dikenal dengan nama tuan guru Zainal Ilmi al-Banjari. Dilahirkan pada Jumat malam, 7 Rabiul Awwal 1304 H. Di desa Dalam Pagar Matapura. Beliau merupakan zuriyat dari tuan guru Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dimana ayahnya yang bernama H.Abdus Shamad bin H. Muhammad Said Wali, merupakan keturunan ke empat Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau lebih dikenal dengan nama Datu Kalampayan sedangkan ibunya bernama HJ. Qamariyyah.
Perjalan berikutnya di ahiri di Makam KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.
Makam beliau terletak didekat rumah beliau tepatnya dibelakang mushala Ar-Raudhah tempat beliau mengajar. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul. Beliau adalah ulama Banjar yang sangat kharismatik dan populer dikalimantan. Ia dilahirkan pada malam Rabu 27 Muharam 1361, bertepatan pada tanggal 11 Febuari 1942 di Desa Dalam Pagar Matapura. Dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhamad Seman dengan Hj. Maslah binti H. Mulya bin Muhyiddin. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah anak pertama, sedangkan adiknya bernama HJ. Rahmah. Guru Sekumpul merupakan keturunan ke 8 dari Syekh Muhammad Arsyad al- Banjari.
* Moshala Ar-Rsudhah tempat Abah Sekumpul Mengajar, yang Makamya terletak dibelakang moshala *
* Makam KH. Muhamad Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul) Matapura*
* Lorong menuju makam Abah Guru Sekumpul*
*Di sepanjang jalan menuju makam Abah Guru Sekumpul, banyak yang berjualan cinderamata*
Karya tulis Guru Sekumpul adalah sebagai berikut:
- Risalah Mubaraqah.
- Manaqib Asy-Syekh As-Sayid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samma Al-Madani.
- Ar-Risalatun Nuraniyah fj Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
- Nubdzatun fi Manaqibi Imamil Masyuhur bil Ustadzil a'azham Muhammad bin Ali Ba'alawy.
Guru Sekumpul meninggal pada hari Rabu, tanggal 10 Agustus 2005, sekitar pukul 05.10 pagi. Beliau meninggal pada usia 63 tahun. Guru Sekumpul meninggal karena penyakit gagal ginjal. Beliau dimakamkan di belakang moshala Ar-Raudhah yang selama ini dijadikan tempat pengajian Guru Sekumpul.
Guru Sekumpul sempat memberikan beberapa pesan/ wasiat kepada seluruh masyarakat Islam, yakni;
- Menghormati ulama dan orang tua.
- Baik sangka terhadap muslimin.
- Murah harta.
- Manis muka.
- Jangan menyakiti orang lain.
- Mengampuni kesalahan orang lain.
- Jangan bermusuh-musuhan.
- Jangan tamak atau serakah.
- Berpegang kepada Allah, pada segala kabul segala hajat.
- Yakin keselamatan itu pada kebenaran.