Minggu, 30 November 2014
Indahnya Dunia Dimata Pencitanya
Sungguh dunia ini sagat indah dimata para pencitanya, sehingga ia kerahkan seluruh hati,pikiran, tenaga dan semua potensi untuk menggapainya agar ia bisa bersenang- senang sepuasnya (QS. An Naml 4) bahkan memandang rendah orang yang beriman yang disibukan dengan ibadah dan amal sholeh (QS. Al-Baqarah 212). Tetapi kemudian di aherat pencinta dunia itu akan sangat menyesal, dan berandai andai," alangkah bahagianya menjadi Muslim" (QS. Al_Hijr 2), " siapa cari dunia pasti sangat melelahkan, dan siapa yang mencari ridho dan syurgaNya, Insya Allah menyenangkan.
Shabat Sholehku, bersyukurlah sebagai seorang Muslim yang disibukkan dengan amal ibadah, banggalah, dan tetap rendah diri.
(Abang Ust.Arifin Ilham)
Sabtu, 29 November 2014
Solusi Gampang Siasati Saat Krisis
Hidup kita tidak pernah lepas dari krisis dan masalah, baik dalam skala kecil maupun besar. Krisis yang menimpa kita dan bangsa kita ini bisa jadi karena kumpulan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari pada masa lalu. Kita jauh dari Allah, jarang melakukan kebaikan, dan kerap bermaksiat sehingga sehingga saat ini kita tidak kunjung bangkit dari krisis, bahkan semakin terpuruk karena krisis tak kunjung henti menyambang bangsa ini.
Ternyata sebenarnya, solusi sangatlah mudah dan sederhana. Kembalilah kepada-Nya, karena Allah SWT Maha Pelindung atas semua hamba-hamba-Nya. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri. Ada motivasi kuat untuk berubah dan mengubah. Yang paling kecil adalah dari ibadah keseharian kita sebagai Muslim.
Ternyata sebenarnya, solusi sangatlah mudah dan sederhana. Kembalilah kepada-Nya, karena Allah SWT Maha Pelindung atas semua hamba-hamba-Nya. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri. Ada motivasi kuat untuk berubah dan mengubah. Yang paling kecil adalah dari ibadah keseharian kita sebagai Muslim.
''''....... Allah Maha Pelindung, maka engkau gampang siaasati krisis....'''''
Semoga yang sedang mengalami kesulitan segera mendapat pertolongan Allah. aamiiinn....
(Ust.Yusuf Mansur)
Kamis, 27 November 2014
Rabu, 26 November 2014
Perbanyaklah Doa Saat Turun Hujan
Air adalah salah satu nikmat Allah yang sangat Agung, air menjadi sumber kehidupan manusia, hewan, tumbuhan. Semuanya tidak bisa lepas dari air, seperti firman Allah;
"Dan dari air kami jadikan segalanya sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?" (QS. AL-Anbiya:30)
Allah telah menyediakan nikmat ini untuk mahluk-mahluknya di bumi,. Sumbernya ada yang keluar dari tanah,turun dari langit (hujan), atau mengalir dari sungai atau laut.
Air hujan adalah salah satu nikmat Allah yang sering disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Allah mengabarkan, Dia menghidupkan yang mati dan kering melalui guyuran hujan. Airnya menghidupakan bumi dan menghijaukanya.
" Dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya, dan Dia sebarkan dimuka bumi segala jenis hewan (QS Al-Baqarah 164)
Dengan sebab hujan Allah menumbuhkan tanam-tanaman, sebagai sumber makanan, " Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dari hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu (Al_Baqarah 21).
Maka air hujan yang turun dari langit ini, adalah air yang penuh berkah. Yakni banyak mengandung kebaikan. Ia bisa mensucikan bumi dari kotorannya, membersihkan badan dari kotoran debu dan najis. Ia adalah air suci dari secara dzat yang mensucikan yang lain.
Nabi Muhammad SAW, selalu berharap banyak kebaikan disaat Allah turunkan hujan.
Saat hujan turun lebat, Beliau berdoa :
" Ya Allah, jadikan hujan ini yang membawa mamfaat kebaikan. (HR. Al_Bukhari- dari hadist Aisyah Radhiyallahu'anha).
Dari riwayat Muslim, dari Aisyah Radhiyallahu'anha "Dan apabila Alaihi Wasalam melihat hujan, beliau membaca : RAHMAH (ini adalah rahmat)- (HR Muslim).
"Dan dari air kami jadikan segalanya sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?" (QS. AL-Anbiya:30)
Allah telah menyediakan nikmat ini untuk mahluk-mahluknya di bumi,. Sumbernya ada yang keluar dari tanah,turun dari langit (hujan), atau mengalir dari sungai atau laut.
"Air hujan yang turun dari langit ini adalah air yang penuh berkah,yakni banyak mengandung kebaikan.... "
Allah mengabarkan, Dia menghidupkan yang mati dan kering melalui guyuran hujan. Airnya menghidupakan bumi dan menghijaukanya.
" Dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya, dan Dia sebarkan dimuka bumi segala jenis hewan (QS Al-Baqarah 164)
Dengan sebab hujan Allah menumbuhkan tanam-tanaman, sebagai sumber makanan, " Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dari hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu (Al_Baqarah 21).
Maka air hujan yang turun dari langit ini, adalah air yang penuh berkah. Yakni banyak mengandung kebaikan. Ia bisa mensucikan bumi dari kotorannya, membersihkan badan dari kotoran debu dan najis. Ia adalah air suci dari secara dzat yang mensucikan yang lain.
Nabi Muhammad SAW, selalu berharap banyak kebaikan disaat Allah turunkan hujan.
Saat hujan turun lebat, Beliau berdoa :
" Ya Allah, jadikan hujan ini yang membawa mamfaat kebaikan. (HR. Al_Bukhari- dari hadist Aisyah Radhiyallahu'anha).
Dari riwayat Muslim, dari Aisyah Radhiyallahu'anha "Dan apabila Alaihi Wasalam melihat hujan, beliau membaca : RAHMAH (ini adalah rahmat)- (HR Muslim).
" .................. Hujan Adalah Rahmah ........... "
Rasullulah SAW juga pernah menyibakkan bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan, saat beliau ditanya tentangnya, Beliau menjawab ;
"Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta'ala ciptakan" (HR Muslim).
Hal ini, seperti dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah Rahmah, baru saja dicipatakan Allah Ta'alla, maka beliau meminta berkah melauinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air bekah ini.
Nabi juga mengajarkan untuk banyak memuji Allah saat hujan "Kami diberi hujan dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya (Muttafaq' Allaih).
Selain itu beliau juga mengajarkan untuk berdo'a kepada Allah untuk meminta kebaikan kepada-Nya saat turun hujan, karena waktu itu termasuk waktu yang mustajab, maka diajurkan untuk kaum Muslim untuk memperbanyak do'a diwaktu itu.
Rasullulah bersabda;
" Carilah pengabulan do'a disaat bertemunya dua pasukan,pada saat iqamah shalat,dan saat turun hujan " (HR. Al-Hakim dalam al-mustadrak: 2/144 dan disahhikan olehnya)
Menurut Al- Munawi, tidak ditolaknya do'a saat turunnya hujan, atau jarang sekali ditolak karena saat itu adalah waktunya turunnya Rahmah.
(voa-islam.com)
Minggu, 16 November 2014
Jumat, 14 November 2014
Habib Abdulah Al Haddad Dan Tarekat Alawiyyah
Nama lengkapnya Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad, al Husaini, asy Syafi'i al Hadhrami atau Habib Abdullah al Hadad. Dalam sejarah Tarekat Alawiyyah, nama Al Haddad tidak bisa dipisahkan, karena dialah yang banyak memberikan pemikiran baru tentang pengembangan ajaran Tarekat ini.
Ia lahir di Tarim, Hadramaut, pada 5Safar 1044 H. Ayahnya, Sayid Alwi bin Muhammad al Haddad, dikenal sebagai orang yang saleh. Al Hadad sendiri lahir dan besar dikota Tarim dan lebih banyak diasuh oleh ibunya, Syarifah Salma, seorang ahli ma'rifah dan wilayah (kewalian).
Peranan Al Haddad dalam memopulerkan Tarekat Alawiyyah keseluruh penjuru dunia memang tidak kecil, sehingga kelak Tarekat ini dikenal juga dengan nama Tarekat Haddadiyyah.
Perananan Al Haddad itu misalnya, ia telah memberikan pengertian dasar-dasar Tarekat Alawiyyah. Ia mengatakan bahwa Tarekat Alawiyyah adalah Thariqah Ashhab al Yamin, atau Tarekatnya orang-orang yang menghabiskan waktu untuk ingat dan selalu taat kepada Allah dan menjaganya dengan hal-hal baik yang bersipat ukhrawi. Ihwal suluk, Al Haddad membaginya dalam dua bagian;
Pertama. kelompok Khashshah (khusus), yaitu mereka yang sudah sampai pada tingkat muhajadah, dan mengosongkan diri baik lahir maupun batin dari selain Allah. Disamping membersihkan diri dari segala perangai tak terpuji hingga sekecil-kecilnya dan menghiasi diri dengan perbuatan-perbuatan terpuji.
Kedua, kelompok 'ammah (umum), yakni mereka yang baru memulai perjalanan hidupnya dengan mengamalkan serangkaian perintah As sunnah. Dengan kata lain dapat disimpulkan Tarekat Alawiyyah adalah Tarekat 'ammah, atau sebagai jembatan awal menuju Tarekat Khashshah.
Karena itu, semua ajaran salaf Ba Alawi menekankan adanya hubungan antara Syekh (musryid), perhatian saksama dengan ajarannya, dan membina batin dengan ibadah. Amal saleh dalam ajaran Tarekat ini juga sangat ditekankan, dan untuk itu diperlukan suatu Tarekat yang ajarannya mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Al Haddad juga mengajarkan bahwa hidup ini adalah Safar (perjalanan menuju Tuhan). Safar adalah siyahah ruhaniyyah (perjalanan rekreatif yang bersipat rohani), perjalanan yang dilakukan untuk melawan nafsu dan sebagai media pendidikan moral. Oleh karena itu, didalam safar ini, para musyafir setidaknya membutuhkan empat hal;
Pertama, ilmu yang akan membantu untuk menyusun strategi. Kedua, sikap wara ' yang dapat mencegahnya dari perbuatan haram. Ketiga, semangat yang menopangnya. Keempat, moralitas yang baik yang menjaganya.
Sayid Abdullah al Haddad penyusun Ratib Al Haddad kembali ke rahmatullah pada malam Selasa tanggal 7 Zulkaidah 1132 H, dalam usia 89 tahun.
Kamis, 13 November 2014
Sabtu, 08 November 2014
Sabtu, 01 November 2014
KERAJAAN ISLAM MATARAM DALAM TINJAUAN SEJARAH
Tidak sebagaimana Tanah Pati yang segera diberikan oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1549, Tanah Mentaok tidak segera diterima oleh Ki Ageng Pemanahan. Baru pada tahun 1556, Ki Ageng Pemanahan yang menurut Babad Tanah Djawi mendapatkatkan dukungan dari Sunan Kalijaga itu baru memperoleh Tanah Mentaok.
Mataram Islam merupakan kerajaan Islam yang muncul pada tahun 1587 dibawah kekuasaan Raden Bagus, Danang Sutawijaya, atau Raden Ngabehi Loringpasar. Putra sulung dari Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) yang menggunakan nama gelar Panembahan Senapati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatulah Tanah Jawa. Gelar yang menunjukan ,bahwa raja Mataram pertama tersebut merupakan sesembahan, panglima perang, dan pengatur kehidupan beragama. Selain itu, raja tersebut merupakan hamba yang dipilih Tuhan sebagai Khalifah ditanah Jawa.
Keberadaan kerajaan Islam tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Ki Ageng Pemanahan beserta Ki Ageng Penjawi, Juru Mrentani, berserta Raden Bagus sendiri, yang telah memenangkan sayembara dari Sultan Hadiwijaya (Raja Kasultanan Pajang pertama) untuk memenggal kepala Arya Penangsang (Adipati Jipang Panolan) pada tahun 1549.
Kerajaan Islam yang semula berupa hutan Mentaok tersebut merupakan penghargaan dari seorang Raja pada hambanya karena dianggap berjasa kepada negara. Dengan demikian, keberadaan Tanah Mentaok sebagaimana Tanah Pati merupakan penghargaan dari Sultan Hadiwijaya kepada Ki Penjawi (Ki Ageng Pati), karena jasanya membinasakan Adipati Jipang Panolan. Seorang musuh bebuyutan Ratu Kalinyamat karena telah membunuh Pangeran Kalinyamat (suaminya), beserta Sunan Prawoto/Raden Kikin (kakak) melalui Rangkut dengan keris Kyai Betok.
Tidak sebagaimana Tanah Pati yang segera diberikan oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1549, Tanah Mentaok tidak segera diterima oleh Ki Ageng Pemanahan. Baru pada tahun 1556, Ki Ageng Pemanahan yang menurut Babad Tanah Djawi mendapatkan dukungan dari Sunan Kalijaga itu baru memperoleh Tanah Mentaok.
Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1575, Raden Bagus menggantikan kedudukannya sebagai pembesar Mataram. Waktu itu kedudukan Raden Bagus masih dibawah kekuasaan Sultan Hadiwijya (orang tua angkatnya) dari Pajang.
Pada tahun 1587 atau 5 tahun sesudah Sultan Hadiwijaya mangkat (1582), Raden Bagus menobatkan diri sebagai Raja Mataram Islam. Waktu penobatan Pangeran Benawa (putra Sultan Hadiwijaya) sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Prabu Wijaya.
Semenjak waktu penobatan Raden Bagus, sebagai Sultan, Mataram telah menjadi Kasultanan (kerajaan) yang merdeka dari bayang-bayang kekuasaan Pajang. Seirama perjalanan waktu, Kasultanan Mataram yang didirikan oleh Raden Bagus dikenal oleh seluruh sejarawan sebagai Mataram Islam atau Mataram Baru. Hal ini untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno yang didirikan oleh Sanjaya (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya) dengan Ibu Kota di Bumi Mataram pada tahun 717.
Sejarah tentang keberlangsungan Kasultanan Mataram Islam yang didirikan oleh Raden Bagus tersebut tidak mencapai satu abad (1587-1677). Karena semasa pemerintahan Amangkurat 1 pada tahun 1645-1677, Trunajaya melakukan pemberontakan terhadap Mataram Islam diwilayah Timur. Sekalipun demikian, nama Mataram Islam tetap tersohor hingga sekarang. Karena masih dapat dilacak melalui beberapa situs peninggalannya baik yang terletak dikawasan Kotagede maupun di Plered.
Pasca runtuhnya Kasultanan Mataram Islam, muncullah kerajaan-kerajaan baru secara berantai. Kerajaan-kerajaan yang merupakan kelanjutan (pecahan) dari Kasultanan Mataram Islam tersebut antara lain; Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Mataram Islam merupakan kerajaan Islam yang muncul pada tahun 1587 dibawah kekuasaan Raden Bagus, Danang Sutawijaya, atau Raden Ngabehi Loringpasar. Putra sulung dari Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) yang menggunakan nama gelar Panembahan Senapati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatulah Tanah Jawa. Gelar yang menunjukan ,bahwa raja Mataram pertama tersebut merupakan sesembahan, panglima perang, dan pengatur kehidupan beragama. Selain itu, raja tersebut merupakan hamba yang dipilih Tuhan sebagai Khalifah ditanah Jawa.
Keberadaan kerajaan Islam tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Ki Ageng Pemanahan beserta Ki Ageng Penjawi, Juru Mrentani, berserta Raden Bagus sendiri, yang telah memenangkan sayembara dari Sultan Hadiwijaya (Raja Kasultanan Pajang pertama) untuk memenggal kepala Arya Penangsang (Adipati Jipang Panolan) pada tahun 1549.
Kerajaan Islam yang semula berupa hutan Mentaok tersebut merupakan penghargaan dari seorang Raja pada hambanya karena dianggap berjasa kepada negara. Dengan demikian, keberadaan Tanah Mentaok sebagaimana Tanah Pati merupakan penghargaan dari Sultan Hadiwijaya kepada Ki Penjawi (Ki Ageng Pati), karena jasanya membinasakan Adipati Jipang Panolan. Seorang musuh bebuyutan Ratu Kalinyamat karena telah membunuh Pangeran Kalinyamat (suaminya), beserta Sunan Prawoto/Raden Kikin (kakak) melalui Rangkut dengan keris Kyai Betok.
Tidak sebagaimana Tanah Pati yang segera diberikan oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1549, Tanah Mentaok tidak segera diterima oleh Ki Ageng Pemanahan. Baru pada tahun 1556, Ki Ageng Pemanahan yang menurut Babad Tanah Djawi mendapatkan dukungan dari Sunan Kalijaga itu baru memperoleh Tanah Mentaok.
Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1575, Raden Bagus menggantikan kedudukannya sebagai pembesar Mataram. Waktu itu kedudukan Raden Bagus masih dibawah kekuasaan Sultan Hadiwijya (orang tua angkatnya) dari Pajang.
Pada tahun 1587 atau 5 tahun sesudah Sultan Hadiwijaya mangkat (1582), Raden Bagus menobatkan diri sebagai Raja Mataram Islam. Waktu penobatan Pangeran Benawa (putra Sultan Hadiwijaya) sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Prabu Wijaya.
Semenjak waktu penobatan Raden Bagus, sebagai Sultan, Mataram telah menjadi Kasultanan (kerajaan) yang merdeka dari bayang-bayang kekuasaan Pajang. Seirama perjalanan waktu, Kasultanan Mataram yang didirikan oleh Raden Bagus dikenal oleh seluruh sejarawan sebagai Mataram Islam atau Mataram Baru. Hal ini untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno yang didirikan oleh Sanjaya (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya) dengan Ibu Kota di Bumi Mataram pada tahun 717.
Sejarah tentang keberlangsungan Kasultanan Mataram Islam yang didirikan oleh Raden Bagus tersebut tidak mencapai satu abad (1587-1677). Karena semasa pemerintahan Amangkurat 1 pada tahun 1645-1677, Trunajaya melakukan pemberontakan terhadap Mataram Islam diwilayah Timur. Sekalipun demikian, nama Mataram Islam tetap tersohor hingga sekarang. Karena masih dapat dilacak melalui beberapa situs peninggalannya baik yang terletak dikawasan Kotagede maupun di Plered.
Pasca runtuhnya Kasultanan Mataram Islam, muncullah kerajaan-kerajaan baru secara berantai. Kerajaan-kerajaan yang merupakan kelanjutan (pecahan) dari Kasultanan Mataram Islam tersebut antara lain; Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Langganan:
Postingan (Atom)